JAYAPURA - Polda Papua berhasil mengungkapkan fakta baru dibalik meninggalnya dr. Mawartih Susanty yang merupakan dokter spesialis paru di Rumah Sakit Umum Daerah, (RSUD) Nabire pada 13 Maret 2023 lalu.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Kapolda Papua, Irjen Pol. Mathius D. Fakhiri, S.I.K didamping Kabidhumas Polda Papua, Kombes Pol. Ignatius Benny Ady Prabowo, S.H., S.I.K., M.Kom dalam conference pers yang berlangsung di Mapolda Papua, Rabu (29/03/2023).
Dalam keterangannya Kapolda Papua menyampaikan bahwa setelah dilakukan penyelidikan lebih dalam terkait kasus kematian seorang dokter di RSUD Nabire berhasil mengungkapkan sejumlah fakta baru.
"Setelah jenazah kita bawa ke makassar untuk otopsi oleh salah satu RS di Makassar yang didukung oleh Puslabfor Biddokes Makassar berhasil ditemukan ada tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban/jenazah," ujar Kapolda.
Kapolda Papua memerintahkan Polres Nabire agar mengembangkan hasil otopsi di Makassar dengan menggunakan Scientific Crime Investigation yang bekerjasama dengan Pusdokes Mabes Polri. Menindaklanjut hasil tersebut 5 orang saksi dalam kasus tersebut dipanggil kembali untuk mencocokkan hasil swab.
"Hasil yang diperoleh dari sweb atas hasil otopsi di Makassar ini ditemukan air liur pada bagian intim (dada) tubuh jenazah, belum bisa dipastikan apakah ada tindakan pelecehan seksual atau tidak," ungkapnya.
Dari hasil pemeriksaan 5 orang saksi, KY sebagai cleaning servis di RSUD Nabire itu diduga kuat sebagai pelakunya, hal ini Kata Kapolda dikuatkan dengan pengakuan dari KY sendiri atas meninggalnya dr. Mawartih.
"KY mengakui perbuatannya dengan motif sakit atas pembayaran uang insentif Covid-19. Tapi belum dipastikan pelakunya apa hanya KY sendiri atau mungkin ada tersangka yang lain," terangnya.
Kepolisian juga berhasil menemukan dan menggamankan sejumlah barang bukti yang diduga kuat digunakan KY untuk mengeksekusi dokter di RSUD Nabire ini.
Kapolda juga menegaskan bahwa air liur yang ada di bagian intim (dada) tubuh korban belum dipastikan apakah ada pelecehan seksual atau tidak dan juga dilakukan setelah korban meninggal dunia atau sebelumnya. Pihaknya berharap semua pihak untuk tetap bersabar sambil menunggu hasil pendalaman selanjutnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Mustakim Ali |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi