SUARA INDONESIA

Bali, NTT, Bondowoso Defisit Beras, Bulog Banyuwangi Suplai 16 Ribu Ton

Muhammad Nurul Yaqin - 22 September 2023 | 15:09 - Dibaca 1.56k kali
News Bali, NTT, Bondowoso Defisit Beras, Bulog Banyuwangi Suplai 16 Ribu Ton
Beras impor di gudang Bulog Banyuwangi. (Foto: Muhammad Nurul Yaqin/Dok. suaraindonesia.co.id).

BANYUWANGI, Suaraindonesia.co.id - Bulog Banyuwangi melakukan distribusi beras impor ketiga daerah yang mengalami defisit beras.

Pimpinan Cabang Bulog Banyuwangi Harisun menyebut, tiga daerah tersebut yakni Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Bondowoso.

"Total beras impor yang dikirim ke Bali, Nusa Tenggara Timur dan Bondowoso sebanyak 16 ribu ton," kata Harisun, Jumat (22/09/2023).

Rinciannya, 7.000 ton beras dikirim ke Bali, 5.500 ton dikirim ke Nusa Tenggara Timur, dan 3.500 ton ke Bondowoso.

Tujuannya agar ketersediaan dan stok beras di seluruh wilayah Indonesia dalam keadaan aman tercukupi.

"Kami mendapat tugas dari Bulog pusat untuk mengirim beras ke tiga daerah tersebut," ucap Harisun.

Bali, Nusa Tenggara Timur dan Bondowoso, kata Harisun, merupakan tiga daerah yang mengalami defisit beras. Jadi, pengiriman beras impor tersebut dilakukan untuk pemerataan stok.

"Beras impor yang dikirim merupakan beras yang diimpor dari Vietnam dan Thailand pertengahan tahun ini," bebernya.

Menurut dia, pengiriman beras untuk tiga daerah tersebut tengah berjalan. Karena prosesnya berbarengan, pihaknya membutuhkan waktu lebih agar seluruhnya bisa terkirim sesuai kuota yang ditentukan.

Hingga saat ini, Bulog Banyuwangi telah menerima lima kali kiriman beras impor yang datang via Pelabuhan Tanjungwangi, Kecamatan Kalipuro.

Dari lima kali kiriman itu, total beras impor yang diterima berjumlah 24,6 ribu ton.

Sementara itu, Bulog Banyuwangi saat ini masih menyimpan beras yang cukup untuk kebutuhan selama sekitar 14 bulan ke depan.

Selain mengirim ke tiga daerah defisit beras, Bulog Banyuwangi juga tengah menyalurkan beras bantuan pangan kepada 122.047 keluarga penerima manfaat.

Masing-masing penerima mendapat bantuan sekitar 10 kilogram (kg). Penyaluran beras itu, menurut dia, dilakukan untuk menstabilkan harga beras di pasaran. Saat ini, harga beras masih tergolong tinggi.

Di pasaran, harga beras tingkat medium berkisar Rp 10.900 per kilogram, sementara beras premium seharga Rp 13.900 per kg.

"Bantuan ini diberikan untuk tiga bulan berturut, yakni September, Oktober, dan November," sambungnya.

Bantuan beras telah disalurkan sejak 18 September dan ditargetkan rampung akhir bulan ini.

Selain mendistribusikan beras bantuan pangan, beberapa upaya lain juga dilakukan untuk menekan harga beras.

"Mulai dari memasok beras program stabilitas pasokan dan harga pangan atau SPHP ke pasar-pasar hingga operasi pasar," jelas Harisun.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor : Yuni Amalia

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya