SUARA INDONESIA, JOMBANG- Cuaca yang tidak menentu, membuat petani tembakau di wilayah utara Brantas di Kabupaten Jombang, Jawa Timur, waswas. Karena beberapa hari terakhir ini, cuaca mendung dan sudah mulai turun hujan.
Ketua Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jombang, Lasiman mengatakan, kemarin sore di wilayahnya sudah gerimis. Akibat cuaca seperti ini, rajangan tembakau berpotensi kurang bagus. Sebab, proses penjemuran bisa memakan waktu hingga tiga hari.
"Kalau sudah tiga hari, kualitas tembakau yang dijemur juga kurang bagus," ungkapnya kepada media, Selasa (10/09/2024).
Lasiman menuturkan, meski lebih murah daripada tahun lalu, namun harga tahun ini masih dianggapnya lumayan. Tidak sampai anjlok yang membuat petani merugi. Daun tembakau basah tahun lalu antara Rp 6.000 hingga Rp 8.000 per kilogram.
"Namun saat ini, berkisar antara Rp 5.000 hingga Rp 6.000 per kilogram. Sedangkan untuk tembakau rajangan yang pakai gula antara Rp 37 ribu sampai Rp 43 ribu," bebernya.
Lasiman menambahkan, sementara harga tembakau rajangan non-gula antara Rp 49 Ribu sampai Rp 55 Ribu. "Jadi harga sekarang tidak terlalu murah juga. Cuma permintaan pabrikan tahun ini beda. Yang gula minim. Yang banyak permintaan non-gula," tuturnya.
Menurutnya, faktor cuaca sangat berpengaruh pada pengolahan hasil panen tembakau, khususnya di Kabupaten Jombang.
"Kalau kendala saya kira semuanya tergantung cuaca. Kalau cuaca seperti ini (mendung), pekerjaan petani dan perajang bertambah. Sementara kualitas tembakau menurun," tutupnya. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Gono Dwi Santoso |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi