SUARA INDONESIA, PROBOLINGGO - KPU Kota Probolinggo menggelar debat publik ketiga di Gedung Widya Harja, Kamis malam (21/11/2024).
Pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota Probolinggo Dokter Aminuddin-Ina Buchori bertekad terwujudnya Kota Probolinggo sebagai kota bersih dan tertata.
Pada debat pamungkas tersebut, Paslon Amanah ini memperkenalkan program unggulan bertajuk Probolinggo Bersolek.
“Melalui program ini, kami ingin mengembalikan keindahan Kota Probolinggo yang bersih, tertata, dan penuh dengan taman, seperti yang pernah menjadi ciri khasnya,” ungkap Dokter Aminuddin.
Paslon Dokter Aminuddin-Ina Buchori berkomitmen menggalakkan penataan taman secara masif, dengan penanaman pohon dan tanaman hias di berbagai taman. Namun, sebelum melangkah ke tahap itu, mereka akan memprioritaskan pengelolaan sampah yang menjadi persoalan utama di Kota Probolinggo.
“Kalau sampah tidak dikelola dengan baik, lingkungan akan menjadi kotor. Ini bukan kondisi yang kita inginkan,” tandasnya.
Tossa Sampah untuk Setiap RW
Sebagai solusi konkret, Paslon berakronim Amanah ini berencana menyediakan kendaraan pengangkut sampah jenis tossa (sepeda motor roda tiga-red) untuk setiap RW di Kota Probolinggo. Dengan adanya tossa ini, warga akan lebih mudah membawa sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA).
“Kami akan memberikan satu RW satu tossa sampah, agar lingkungan di setiap RW bersih dan tertata,” ujar Dokter Aminuddin.
Aktivasi Bank Sampah
Tak berhenti di tossa sampah, Paslon nomor urut 3 Dokter Aminuddin-Ina Buchori juga berkomitmen menghidupkan kembali bank sampah di Kota Probolinggo.
Bank sampah merupakan sistem pengelolaan sampah kering yang dipilah dan dikelola seperti perbankan, di mana masyarakat dapat menabung sampah yang memiliki nilai ekonomi.
“Selama ini, hanya segelintir bank sampah yang masih aktif. Kami akan membangkitkan kembali fungsinya agar menjadi tempat pengelolaan sampah yang produktif,” ungkap Dokter Aminuddin.
Melalui bank sampah ini, warga yang berpartisipasi (nasabah bank sampah-red) akan memiliki buku tabungan. Mereka dapat menukar sampah dengan uang atau meminjam uang yang dikembalikan dalam bentuk sampah bernilai sepadan.
Dampak Ekonomi dan Lingkungan
Menurut Dokter Aminuddin, jika bank sampah dikelola secara maksimal, masyarakat tidak hanya dapat memilah sampah dengan lebih baik, tetapi juga mendapatkan tambahan penghasilan dari sampah yang dijual.
Hal tersebut dinilai sejalan dengan pandangan Direktur Utama PT. Bio Konversi Indonesia, Isra Darma, yang menyebut bahwa 70% sampah organik di Indonesia bisa diolah menjadi produk bernilai tambah, seperti pupuk organik melalui proses biokonversi.
Paslon Walikota dan Wakil Walikota Probolinggo yang diusung Partai Gerindra dan Partai Nasdem ini meyakini bahwa dengan program Probolinggo Bersolek, Kota Probolinggo akan menjadi lebih bersih, tertata, dan berdaya secara ekonomi. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Lutfi Hidayat |
Editor | : Satria Galih Saputra |
Komentar & Reaksi