BANYUWANGI - Komisi III DPRD Banyuwangi memperkirakan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dalam perubahan APBD 2020 diproyeksikan menurun. Dari semula ditargetkan sebesar Rp 595 miliar menjadi Rp 505 miliar atau turun sekitar 15 persen.
Hal demikian disampaikan Ketua Komisi III DPRD Banyuwangi Emy Wahyuni Dwi Lestari dalam rapat kerja bersama eksekutif.
Hal ini disampaikan dalam pembahasan Kebijakan Umum Perubahan Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara atau KUPA-PPAS Perubahan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun 2020.
"Penurunan PAD ini membuat kita khawatir. Karena berpengaruh terhadap rencana belanja yang sebelumnya telah direncanakan," katanya usai rapat pembahasan KUPA-PPAS Perubahan APBD Kabupaten Banyuwangi Tahun 2020, Selasa (8/9/2020).
Menurutnya di triwulan kedua tahun 2020 lalu, Komisi III optimis dengan penerimaan PAD yang cenderung stabil. Seiring berjalannya waktu, rupanya wabah Covid-19 di Banyuwangi menunjukkan peningkatan yang sangat drastis. Tentunya ini sangat mempengaruhi terhadap penerimaan PAD.
"Kemarin PAD kita sudah mencapai 200 miliar lebih. Sekarang capaian masih di angka Rp 300 miliaran. Untuk itu, kita mengubah program belanja daerah dalam perubahan APBD tahun 2020," jelas Politisi Partai Demokrat ini.
Untuk itu, lanjut dia, DPRD Banyuwangi akan terus mendorong eksekutif tetap semangat dalam mengoptimalkan PAD hingga akhir tahun anggaran. Hasilnya nanti akan dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat. Khususnya dalam penanganan wabah saat ini.
Sementara Kepala Bapenda Banyuwangi Alief Rachman Kartiono mengatakan, sebelum diajukan perubahan APBD tahun 2020, PAD telah mencapai angka 55 persen dari target Rp 595 miliar.
"Jika kita lihat di interline, sebenarnya capaian PAD kita masih bagus. Karena Bupati Banyuwangi menjadikan pariwisata sebagai triangle untuk mendukung sektor unggulan yang lain seperti pertanian dan UMKM," terang Alief.
Dia menilai, kondisi pandemi Covid-19 saat ini tidak bisa diprediksi. Namun dia optimistis, di masa transisi normal baru ini PAD akan stabil. Bahkan cenderung bakal mengalami peningkatan.
Namun, ketika Kabupaten Banyuwangi kembali berstatus zona merah, maka sektor pariwisata kembali meredup. Karena banyak wisatawan yang mengurungkan kegiatan berwisata. Fakta ini tentunya juga akan berdampak terhadap banyak sektor penunjang PAD.
"Mudah-mudahan saja dengan penanganan yang baik, kurva Covid-19 ini bisa menurun. Sehingga sektor pariwisata kembali bergairah dan berdampak baik pada PAD kita," katanya.
Dari data DPRD Banyuwangi, di awal September 2020 ini PAD direalisasi sebesar Rp 330,402 miliar atau 55 persen dari target. Dominan sektor yang menyumbang PAD adalah pajak air tanah yang sudah tercapai 90 persen. Kemudian Pajak Bumi Bangunan yang mencapai 57 persen dan Pajak Penerangan Jalan sekitar 67 persen. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Gito Wahyudi |
Editor | : |
Komentar & Reaksi