TUBAN - Rumah pemotongan hewan (RPH) di Kabupaten Tuban mencatat kenaikan jumlah hewan kurban yang didaftarkan dalam pelayanan pemotongan saat Idul Adha 2021.
Hal itu, dikarenakan dalam kondisi PPKM darurat. Dimana masyarakat, masjid, instansi dan yayasan memilih RPH Tuban menyembelih hewan kurban untuk menghindari kerumunan.
Dalam Surat Edaran (SE) Gubernur Jawa Timur Nomor 451/14901/012.1/2021 bahwa pemotongan hewan dilaksanakan dalam waktu tiga hari dan dilakukan di RPH.
Wanto (55) warga Desa Sidomulyo, Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban mengaku untuk menghindari untuk kerumunan memilih RPH untuk menyembelih satu hewan kurban.
"Ini bawa satu sapi kurban dari masjid lingkungan kita untuk disembelih disini, sesuai anjuran pemerintah. Nanti setelah selesai kita langsung bagikan ke warga sekitar masjid," ucap Wanto kepada suaraindonesia.co.id dilokasi RPH Rimaniasia Mondokan Tuban, Selasa (20/07/2021).
Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskannak) Kabupaten Tuban, M Amenan mengatakan, jumlah hewan yang akan disembelih di RPH Tuban sebanyak 195 ekor.
Jumlah tersebut tersebar di dua RPH yakni RPH Ruminansia Mondokan dan RPH Bancar. RPH Ruminansia Mondokan terdiri dari sapi 81 ekor, Kambing 13 ekor dan RPH Bancar sebanyak 87 ekor sapi, 14 ekor sapi.
"Pemotongan akan dibagi selama 3 hari dari tanggal 20 sampai 23 Juli. Dan rata-rata pemotongan didominasi dari takmir masjid, individu, dan instansi," jelasnya.
Dengan meningkatnya pemotongan hewan di dua RPH, Amenan memastikan pelaksanaan penyembelihan dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat. Selain itu, yang boleh masuk dalam proses penyembelihan hanya petugas untuk mengurangi kerumunan.
"Dengan adanya RPH ini kita jadikan salah satu upaya untuk menghindari terjadinya kerumunan selama PPKM darurat. Dimana biasanya hewan kurban disembelih di masjid yang punya potensi kerumunan," ujarnya.
Sebanyak 30 orang petugas dilibatkan untuk proses pemotongan di dua RPH. Pihaknya juga menerjunkan tim dokter hewan untuk pemantauan kesehatan hewan kurban berdasarkan pemeriksaan antemortem dan post mortem
"Kita sudah turunkan tim dokter di masing-masing 20 kecamatan yang langsung dikomandoi oleh koordinator Pusat Kesehatan Hewan yang ada. Serta hasilnya akan dilaporkan ke dinas," pungkasnya. (Irq/Nang).
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : M. Efendi |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi