BONDOWOSO - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bondowoso menggelar Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) kabupaten dengan menerapkan protokol kesehatan (Prokes) Covid-19.
Pelaksanaan Musrenbang di Pendopo Bupati Kemarin, Selasa (12/10/2021) sebagai langkah untuk mengejar target pembangunan yang belum tercapai dengan kembali Membahas rancangan perubahan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
Acara itu dalam pelaksanaanya juga tidak lupa menerapkan protokol kesehatan (Prokes) Covid-19. Seperti peserta dan undangan diwajibkan menggunakan masker, sebelum masuk ke tempat Musrembang diwajibkan mencuci tangan menggunakan fasilitas yang telah disediakan, dan tempat duduk peserta jaraknya diatur satu meter.
Bupati Bondowoso, KH Salwa Arifin, dalam sambutannya mengatakan, saat ini pihaknya masih memiliki beban dengan jargon atau misi yang dikenal dengan Bondowoso Melesat.
"Melesat artinya harus kita maju dengan pesat, meningkat dengan cepat. Sementara kemampuan kita sangat terbatas, apalagi kita berada dalam masa Pandemi Covid-19 ini" ujarnya.
Oleh sebab itu, lanjut Bupati Salwa, untuk mewujudkan jargon Melesat pihaknya meminta kepada Kepala Bakorwil V Jawa Timur yang turut hadir dalam acara pembukaan Musrenbang itu agar memberikan dukungan dan support dari Bakorwil V dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
"Khususnya untuk support pembangunan dan pemerintahan,"imbuhnya.
Bupati Salwa juga berharap agar seluruh peserta Musrenbang untuk melakukan dengan sungguh-sungguh. Sehingga dari pembahasannya, bisa dilaksanakan dengan baik.
"Memang beban ketika visi misi kita berjudul Melesat, ini beban. Berarti kita harus kerja keras kita, bekerja serius. Sehingga kalau tidak sesuai dengan tujuan melesat ini, maka jadi plesetan, bukan melesat tapi meleset," bebernya.
Sementara, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Bondowoso, Farida, menjelaskan, ada 15 isu strategis yang menjadi pembahasan dalam perubahan RPJMD tahun ini. Diantaranya, masih berlangsungnya pandemi covid-19. Menurunnya tingkat pertumbuhan ekonomi. Meningkatnya kemiskinan dan pengangguran. Rendahnya angka rata-rata lama sekolah. Serta tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Bondowoso.
Selain itu, ia juga menyebutkan isu strategis lainnya adalah peningkatan gizi masyarakat, peningkatan pemanfaatan potensi pertanian dan pariwisata. Pengembangan industri pengolahan dan perdagangan. Peningkatan investasi untuk perluasan kesempatan kerja. Pengembangan koperasi dan usaha mikro.
Penyediaan infrastruktur pengembangan wilayah dan penunjang perekonomian. Penyediaan prasarana sarana utilitas perumahan dan kawasan permukiman. Peningkatan akses air bersih dan sanitasi. Peningkatan pengelolaan lingkungan hidup. Serta peningkatan reformasi birokrasi dan pelayanan publik.
"Jadi 15 isu strategis ini harus kita jabarkan dan menjadi PR (pekerjaan rumah, red) kita bersama. Untuk menyelesaikan sampai masa akhir tahun RPJMD kabupaten Bondowoso," tegas Farida.
Sementara Kepala Bappeda Jawa Timur melalui Kepala Bakorwil wilayah V, Iwan Hidayat, mengatakan Kabupaten Bondowoso merupakan salah satu tujuan investasi.
"Berdasarkan sarana dan prasarana yang dimiliki Bondowoso sangat berpotensi untuk terus dikembangkan," ujarnya.
Oleh sebab itu, pihaknya menekankan kepada instansi terkait lainnya untuk membuat wilayah yang siap untuk para calon investor.
"Ini penting. Nanti kami akan koordinasikan, sehingga bisa dipasarkan bersama," pungkasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Bahrullah |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi