KEEROM - Mewakili Bupati Keerom Piter Gusbager, Wakil Bupati, Wahfir Kosasih secara resmi menutup Pelatihan Kader Malaria berbasis kampung yang berlangsung di hotel grand Arso, Sabtu (23/04/2022).
Dalam kesempatannya Wakil Bupati Wahfir Kosasih menyampaikan bahwa Pemkab keerom sangat apresiasi atas kegiatan yang dilakukan dinas kesehatan bersama mitranya.
"Karena Pemkab Keerom sadar bahwa penyakit malaria ini masih menjadi beban besar yang harus segera diatasi. Ketika persoalan malaria ini bisa selesaikan itu artinya sebagian masalah kesehatan sudah teratasi," ujar Wahfir Kosasih.
Kata Wahfir Kosasih, menyelesaikan persoalan-persoalan malaria harus dilakukan bertahap, dan tidak bisa mengandalkan pemerintah sendiri dalam hal ini dinas kesehatan melainkan harus ada kolaborasi dan suport dari masyarakat dan para mitra-mitra terkait lainnya.
"Dengan adanya kader malaria yang berbasis di kampung ini diharapkan bisa mengurangi penyebaran penyakit malaria ini meski bertahap dan melalui proses yang harus kita gebrak bersama," ungkapnya.
Diharapkan lewat kader malaria ini bisa memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa bagaimana cara mengatasi sebab-sebab terjadinya malaria ini.
"Berdasarkan hasil penelitian beberapa bulan lalu bahwa malaria di keerom lebih banyak bermula dari bekas injak sapi. Ini menjadi contoh betapa pentingnya penyuluhan dan peran kader malaria sebagai ujung tombak di kampung untuk mencegah penyebaran malaria ini," bebernya.
Wahfir Kosasih juga berharap masyarakat agar taat terhadap langkah pencegahan yang dilakukan tenga medis, seperti penggunaan kelambuk anti nyamuk, segala jenis obatan dan yang lainnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Keerom, dr. Faustina Helena Burdam, MPH menjelaskan bahwa dinas kesehatan membutuhkan peran serta masyarakat dalam mencegah atau membasmi penyakit malaria di keerom. Ini menjadi dasar pelatihan terhadap para kader malaria yang berbasis di kampung.
"Tugas para kader ini adalah menemukan kasus malaria, melakukan pemeriksaan guna mendeteksi timbulnya kasus-kasus yang baru sekaligus pengobatan," ujar dr. Faustina Helena Burdam.
Untuk kabupaten keerom wilayah yang dominan kasus malaria yakni wilayah yang padat penduduknya seperti, Arso Kota, Arso Barat, dan sejumlah wilayah yang lainnya.
"Tugas utama yunit pelayanan dinas kesehatan adalah menurunkan kasus malaria ini, tentu dengan dukungan masyarakat dan semua pihak lainnya," tuturnya.
Dimana untuk diketahui bahwa, Kabupaten Keerom saat ini berada di urutan ke- empat tertinggi kasus malaria di Provinsi Papua.
Kadinas kesehatan juga apresiasi kepada bupati dan wakil bupati kabupaten keerom yang telah mendukung penuh langkah-langkah dinas kesehatan dalam upaya pencegahan kasus malaria.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Mustakim Ali |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi