SUARA INDONESIA

Pemkab Jombang Melalui DLH  Lakukan Resik Kali dan Sosialisasi Berantas Mitos Suleten 

Gono Dwi Santoso - 19 December 2022 | 20:12 - Dibaca 1.91k kali
Pemerintahan Pemkab Jombang Melalui DLH  Lakukan Resik Kali dan Sosialisasi Berantas Mitos Suleten 
Bupati Jombang Hj Mundjidah Wahab saat saksikan tanda tangan kepala desa se kecamatan Ploso komitmen bersama terkait menjaga sampah di sungai , Senin (19/12/2022).

JOMBANG - Pemerintah Kabupaten Jombang melalui Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang menggelar agenda Aksi Resik Kali, Sosialisasi Berantas Mitos Suleten dan Pencanangan Sungai Bebas Sampah di Wilayah Kecamatan Ploso di SDN Tanggungkramat Desa Tanggungkramat, Kecamatan Ploso kabupaten Jombang, Senin (19/12/2022).

Bupati Jombang Hj Mundjidah Wahab hadir didampingi Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Jombang Wiwin Sumrambah, Perwakilan dari DLH Provinsi Jawa Timur, Asisten, Staf Ahli, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Jombang dan Kepala OPD terkait di lingkup Pemerintah Kabupaten Jombang.

Setiba dilokasi Bupati Jombang Hj Mundjidah Wahab melihat dan mengamati langsung beberapa sampah yang berhasil diangkat dari dalam sungai diantaranya diapers/popok.Aksi Resik Kali, Sosialisasi Berantas Mitos Suleten di wilayah Kecamatan Ploso, kabupaten Jombang.

Dalam sambutannya,Bupati Jombang Hj  Mundjidah Wahab mengajak seluruh warga masyarakat Jombang untuk merubah perilaku/kebiasaan dengan tidak membuang sampah disungai. Terlebih lagi masyarakat yang masih percaya mitos bahwa agar balitanya tidak Suleten akhirnya membuang sampah popok/diaper ke sungai.

Suleten diyakini sebagai suatu penyakit berupa ruam pada area pantat bayi yang diakibatkan oleh diaper bayi yang terbakar atau tidak dihanyutkan ke sungai. Sehingga timbul kebiasaan membuang diaper  ke aliran sungai oleh masyarakat demi menghindari terjadinya suleten pada balita mereka.

"Mari bersama sama menjaga lingkungan kita. Terutama jangan membuang sampah di sungai. Pembuangan popok/diaper ke sungai pun tidak baik untuk lingkungan karena dapat menyumbat aliran sungai bahkan parahnya dapat mengakibatkan banjir," ucapnya. 

Kandungan mikroplastik pada popok pun dapat terkonsumsi oleh ikan, padahal sebagian mata pencaharian mayarakat.

"Das Brantas adalah sebagai penangkap ikan. Ikan-ikan inilah yang nantinya bisa menimbulkan masalah baru pada tubuh kita", tutur Bupati Mundjidah Wahab.

Ditambahkan Bupati Mundjidah Wahab, bahwa Jombang sebagai wilayah agraris yang dilintasi oleh sungai Brantas, memiliki banyak anak sungai dan saluran sekunder. 

Begitupun sungai-sungai tersebut dulu kala sangat jernih dan bersih, sering menjadi tempat bermain yang menyenangkan. Namun saat-saat ini, sungai-sungai kita lambat laun semakin kotor dan banyak sampahnya.

"Alhamdulillah sungai-sungai tertentu yakni kali Gude dan kali Jombang wetan semakin membaik walaupun masih harus terus ditingkatkan dan dijaga.Terima kasih kepada Dinas Lingkungan Hidup Jombang dengan Santri Jogokali yang terus mengawal kebersihan sungai-sungai tersebut. Semoga seluruh sungai di Kabupaten Jombang resik dan ekosistem didalamnya semakin membaik", tutur Bupati Mundjidah Wahab mengapresiasi DLH Kabupaten Jombang.

Bupati Mundjidah Wahab juga mengapresiasi atas upaya bersama antara Camat Ploso dan seluruh Kepala Desa di Kecamatan Ploso yang secara bersama berkomitmen untuk menjaga kebersihan lingkungan desanya, termasuk kebersihan sungai dan sekitarnya, sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakatnya.

Dari Ploso ini, kita jadikan momentum untuk meningkatkan mutu kualitas lingkungan hidup kita seluruhnya. Dimulai dengan memilah dan mengelola sampah dengan baik dan benar. 

Yang menjadi persoalan adalah perilaku atau kebiasaan masyarakat kita membuang sampah di sungai, tidak hanya di Kabupaten Jombang, tetapi juga di wilayah lainnya di Indonesia. Dan salah satu sampah yang paling menonjol dan dikeluhkan adalah adanya limbah diaper atau popok sekali pakai. 

Banyak sekali ditemukan di sungai-sungai, popok sekali pakai dibuang. Limbah tersebut mengalir dari hulu ke hilir. Semakin ke hilir, semakin menumpuk. Bisa mengakibatkan banjir di wilayah-wilayah yang air sungainya tercemari sampah.

Riset mengenai mitos suleten sendiri khususnya pada wilayah daerah aliran sungai Brantas telah dilaksanakan dan bahkan telah mendapatkan apresiasi di tingkat Nasional oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional pada lomba Karya Ilmiah Remaja ke-54 tahun 2022 oleh 2 siswi MAN 1 Jombang yakni Iyyaka dan Eka. Setelah berhasil ditingkat nasional, selanjutnya akan dibawa ke level yang lebih tinggi yakni ke Korea.

"Suatu pencapaian yang sangat membanggakan bagi kami karena penelitian oleh 2 siswi MAN 1 Jombang tidak hanya berfokus pada hasil lomba, namun bagaimana kegiatan mereka juga mampu memberikan dampak yang sangat positif di masyarakat kita", tambah Bupati Mundjidah Wahab.

"Terkait persoalan mitos suleten ini, Saya menghimbau kepada semua pihak untuk bahu membahu bersama-sama mengatasinya. Mari semuanya berperan sesuai dengan tugas masing-masing, kerjasama dan kolaborasi diantara semuanya," imbuhnya.

Katanya, baik dunia pendidikan, pondok pesantren, swasta dan seluruh masyarakat untuk bersama berjuang mengurangi sampah. Pilah sampah dari rumah. Jangan buang sampah ke sungai. Kita sampaikan kepada masyarakat bahwa suleten itu tidak ada. 

Suleten hanyalah cerita fiktif yang tidak benar adanya dan tidak seharusnya kita percaya, suleten hanyalah mitos yang justru akan semakin mencemari sungai kita", tandas Bupati Mundjidah Wahab

"Mari kita semua berkomitmen menjaga kelestarian Das Brantas agar lingkungan kita tetap bersih dan sehat, karena warisan paling berharga bukanlah sebuah mitos belaka, namun lingkungan yang lestari dan terjaga," ucapnya.

Dengan demikian, kata dia, dimasa depan anak cucu kita masih dapat menikmati karunia Allah SWT yakni alam lingkungan yang lestari. Mari bersama kita mewujudkan wajah baru sungai-sungai di Kabupaten Jombang yang bersih, indah, bebas dari sampah dan limbah tercemar.

Dikonfirmasi terpisah via selulernya  terkait peresmian bank sampah ,Widya Dwi Priyatno (30)  Kades Tangunggkramat mengatakan 
Pemdes Tanggungkramat dari tahun 2020 sudah mempunyai bank sampah dan tong sampah . 

Untuk kegiatan bank sampah di desa kami sudah berjalan dan teroganisir dengan baik.  Terkait pengolahan sampah dan pembuangan sampah sudah berjalan sampai sekarang.

"Untuk kendala yang di temui di lapangan tekait  penanganan sampah adalah terkait masalah SDM ,untuk kepedulian terkait sampah warga masyarakat kami sangat luar biasa dan peduli.

"Masalah kami adalah kita belum ada TPS untuk pembuangan sampah kita masih numpang di TPS Desa Rejoagung," ucapnya.

Widya menambahkan, terkait pengolahan sampah harapan kami itu di Desa Tanggung kramat meskipun tidak TPS3R minimal  ada TPS untuk pembuangan sampah limbah rumah tangga warga kami karena wilayah kami dialiri sungai sehingga lebih dekat pembuangannya.

Himbauan kami kepada warga, untuk tidak buang sampah sembarang dan buang sampah pada tempatnya. Terutama sampah pampers jangan di buang ke sungai di buang ke tempat sampah saja karena yang di temukan di sungai kebanyakan sampah pampers.

Widya menambahkan, harapan kami setiap desa ikut merawat sungai, berkomitmen untuk tidak buang sampah disungai dan memasang jaring penjebak sampah sehingga mudah untuk di bersihkan, tambahnya.

"Komitmen dari setiap desa untuk merawat sampah yang ada sungai di desa masing-masing sangatlah di perlukan karena depan des. Sebelum kita melarang kita harus ada solusinya minimal ada tong sampah untuk membuang , pungkasnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Gono Dwi Santoso
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Pemerintahan

View All
EDISI, 14 NOVEMBER 2024
14 November 2024 - 06:11
EDISI, 14 NOVEMBER 2024
EDISI, 13 NOVEMBER 2024
13 November 2024 - 06:11
EDISI, 13 NOVEMBER 2024
EDISI, 22 OKTOBER 2024
22 October 2024 - 06:10
EDISI, 22 OKTOBER 2024
EDISI, 10 OKTOBER 2024
10 October 2024 - 18:10
EDISI, 10 OKTOBER 2024
EDISI, 08 OKTOBER 2024
08 October 2024 - 05:10
EDISI, 08 OKTOBER 2024