JOMBANG ,Suaraindonesia.co.id,- Rombongan mahasiswa dari Universiti Teknologi MARA Malaysia dan mahasiswa Universitas Hasyim Asyari (Unhasy) Tebuireng, Jombang, mengunjungi sentra olahan salak yang ada di Desa Kedungrejo, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Rabu (13/09/2023).
Kegiatan itu dilakukan, guna mengetahui bagaimana cara pengolahan Salak menjadi berbagai macam jenis makanan dan minuman.
Owner Rumah Olahan Salak Kunara Kuswartono mengungkapkan, pihaknya sangat bangga menerima kunjungan mahasiswa dari Malaysia dan Unhasy Tebuireng, yang datang untuk melakukan studi banding.
"Ceritanya beberapa waktu lalu ada telepon dari Malaysia dengan kode negara mereka, kepada pihak manajemen. Selang beberapa waktu ternyata ditindaklanjuti dari Unhasy. Karena Unhasy ternyata kerjasama dengan perguruan (tinggi) yang ada di Malaysia itu," ungkapnya.
Lebih lanjut Kuswartono menyampaikan, hingga saat ini pihaknya telah berhasil membuat berbagai macam makanan dan minuman berbahan Salak.
"Lebih dari 10. Dari buah Salak saja, sudah menurunkan lebih dari 10 turunan. Dan yang paling populer, ada Jenang Salak, keripik buah Salak, sirup buah Salak, kopi biji Salak, teh kulit Salak, bakeri dan lain-lain," lanjutnya.
Sementara itu, salah seorang mahasiswa Universiti Teknologi MARA Malaysia Mohammad Amirul Hakim (23) mengatakan, kedatangan dirinya bersama teman-temannya memang telah penasaran dan ingin merasakan langsung, olahan buah salak yang ada di tempat tersebut.
"Kami di Malaysia ada juga buah ini, tapi kami mau merasa sendiri keistimewaan di Indonesia," katanya.
Dirinya mengaku, dari Rumah Olahan Salak Kunara tersebut, pihaknya telah mendapatkan banyak pengetahuan mengenai pemanfaatan buah salak yang istimewa.
"Buah ini juga sedap, malah kalau di Indonesia ada (dibuat untuk) kerupuk (keripik), dodol (jenang) dan saya mendapat satu ilmu baru tentang proses buah Salak itu, boleh juga berbagai cara, air, keripik jadi dapat ilmu baru," pungkasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Gono Dwi Santoso |
Editor | : Wildan Muklishah |
Komentar & Reaksi