JEMBER, Suaraindonesia.co.id – Aktivis Pendidikan PGRI Jawa Timur, Mohamad Abror minta masyarakat bisa ikut mengawasi proses rekrutmen Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemerintah Kabupaten Jember, Jawa Timur.
Hal itu sebagaimana disampaikan langsung oleh pengurus Aktivis Pendidikan PGRI Jawa Timur Muhamad Abror kepada Suaraindonesia.co.id, Selasa (19/09/20223).
Bukan tanpa alasan, kuota ASN yang sangat sedikit akan menjadi rebutan dari ribuan pelamar sehingga menjadi rawan.
Abror juga melihat, potensi permainan bisa saja dimanfaatkan oleh oknum dan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab untuk melakukan perbuatan merugikan orang lain.
“Rawan titipan dan nepotisme. Masyarakat harus ikut mengawasi mulai dari pendaftaran, proses seleksi sampai pengumuman,” paparnya.
Aktivis ini juga meminta kepada media, agar berani mengungkap jika ada dugaan permainan yang mengarah kepada perbuatan melawan hukum.
“Kita tunggu petunjuk teknisnya seperti apa. Kita akan tekan pemerintah transparan. Kalau perlu, uji publik dan ada masa sanggah. Media harus berani, karena salah satu fungsinya sebagai kontrol sosial,” pintanya.
Jika nanti, kata Abror, saat proses perekrutan ditemukan indikasi kecurangan atau dugaan ada titipan, masyarakat diminta untuk segera melaporkan kepada aktivis pendidikan.
"Kami siap menampung jika ada temuan, untuk kita tindaklanjuti kepada aparat penegak hukum. Maka dari itu, jika ada temuan sampaikan kepada kami. Kalau perlu, kita buka posko pengaduan," sambungnya.
Diakhir komentarnya, Abror meminta para calon ASN untuk semangat belajar agar bisa terjaring.
“Meskipun sedikit, kita masih akan berjuang bagaimana kuota bertambah. Jika tidak bisa, bagaimana tahun depan bisa kembali banyak,” tutupnya.
Sementara Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Jember, Suko Winarno menyampaikan, bahwa proses rekrutmen akan transparan.
“Sangat terbuka, mulai dari proses pendaftaran sampai pengumuman,” tulisnya lewat pesan singkat.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Tamara Festiyanti |
Editor | : Yuni Amalia |
Komentar & Reaksi