SUARA INDONESIA, BANYUWANGI - Tim Program Ormawa Membangun Negeri (POMN) dari Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi) meluncurkan inovasi "Gributif" (Griya Bambu Inovatif) di Desa Wisata Gintangan, Kecamatan Blimbingsari.
Program pengabdian masyarakat ini dilakukan pada 14 -18 November 2024, diinisiasi oleh UKM Kewirausahaan Poliwangi. Tim terdiri dari sepuluh mahasiswa dengan dibimbing dosen Ayu Purwaningtyas, S.Hut., M.M.
Program ini diketuai oleh Irma Ayu Fuji Lestari, beranggota Agung Bahtiar, Indah Sari Kirana, Ayunda Yecantika Nurliyanti, Niki Puspitasari, Yuan Agthania Salsabilla, Achmad Yogi Firdani, Ilham Rizqi Pratama, Fihima Asfi Ainani, dan Tiya Ulfiyani.
Gributif dirancang sebagai pusat ekonomi kreatif kerajinan bambu, menyediakan fasilitas pelatihan, pemasaran, dan museum kerajinan bambu. "Langkah ini bertujuan meningkatkan kreativitas dan kesejahteraan masyarakat Desa Gintangan," kata Irma Ayu Fuji Lestari, Senin (18/11/2024).
Acara peluncuran Gributif dihadiri masyarakat, pemerintah desa, dan pengrajin lokal. Kegiatan ini mencakup workshop anyaman bambu, pelatihan pemasaran, serta penyerahan alat irat bambu otomatis kepada masyarakat.
Irma Ayu Fuji Lestari menyebut program ini sebagai upaya strategis mendukung ekonomi kreatif lokal. "Kami ingin Gributif menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi berbasis bambu," ujarnya.
Tim POMN juga meluncurkan platform e-commerce melalui situs gintangan-store.web.id. Platform ini diharapkan memperluas pasar kerajinan bambu, meningkatkan nilai produk, dan mempromosikan Desa Gintangan sebagai destinasi wisata.
Sebagai bentuk dukungan terhadap produktivitas pengrajin, tim POMN Poliwangi juga memberikan bantuan berupa alat irat bambu otomatis kepada kelompok masyarakat yang terdiri dari ibu-ibu PKK dan pemuda Karang Taruna.
Alat tersebut diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dalam proses pengolahan bambu menjadi berbagai produk kerajinan.
Dengan hadirnya Gributif, Poliwangi berharap Desa Wisata Gintangan semakin dikenal sebagai pusat kerajinan bambu. "Program ini juga melestarikan seni kerajinan bambu sebagai warisan budaya lokal yang berharga," kata Irma.
Kepala Desa Gintangan, Hardiyono, mengapresiasi program ini. Inovasi Gributif sangat relevan dengan visi desa untuk mengembangkan potensi bambu. "Kami optimis ini berdampak positif pada perekonomian masyarakat," katanya.
Program ini menunjukkan sinergi antara mahasiswa Poliwangi, pemerintah desa, dan masyarakat setempat. Dukungan penuh dari Karang Taruna dan PKK memperkuat implementasi Gributif sebagai solusi ekonomi kreatif. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi