JEMBER, Suaraindonesia.co.id - Ketua Aktivis PGRI Jawa Timur Ilham Wahyudi, minta Menpan RB melakukan evaluasi dan kajian ulang terkait membeludaknya data honorer guru secara tiba-tiba.
"Menpan RB tolong evaluasi kembali data yang dimasukan dalam Dapodik. Karena ada indikasi nepotisme," ungkap Ilham kepada Suaraindonesia.co.id, Rabu (04/10/2023).
Ilham curiga, data yang muncul tiba-tiba itu yang sengaja dilakukan oleh oknum kepala sekolah dengan memanfaatkan momentum, karena beredar informasi honorer akan banyak diangkat menjadi ASN.
"Kami menduga, banyak oknum kepala sekolah yang sengaja bermain. Dugaan mengangkat anak dan ponakannya, atau teman dekat untuk dimasukan dalam dapodik," ungkap Ilham.
Jika hal itu dibiarkan, menurut Ilham, akan berpotensi berdampak kepada honorer yang sudah mengabdi lama.
"Kasihan mereka yang sudah mengabdi lama masak harus dikalahkan dan tersingkir oleh pendatang baru," sesalnya.
Selama ini, diakuinya bahwa Aktivis Pendidikan PGRI Jatim banyak sekali mendapatkan pengaduan dan itu bisa dibuktikan.
"Pemkab tidak boleh diam harus berani turun dan melakukan verifikasi dan validasi ke bawah," pintanya.
Jika nanti ada temuan dan bukti yang mengarah kepada itu, Pemkab Jember harus berani memberikan sanksi tegas.
"Kalau terbukti, sanksi penurunan jabatan. Kalau perlu, seret ke aparat penegak hukum," tutupnya.
Sementara Kepala BKPSDM Jember Sukowinarno ditanya terkait hal itu, masih belum memberikan tanggapan.(*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Ambang Hari Laksono |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi