ACEH TIMUR - Pihak Perusahaan Eksploitasi Minyak dan Gas Bumi di Aceh Timur, PT Medco E&P Malaka (Medco E&P) mengaku telah mematuhi peraturan dan komitment dalam menjaga kelestarian lingkungan diwilayah kerja, terutama dalam hal pengelolaan limbah. Selasa, (27/10/2010).
Medco E&P mengaku, selalu bekerja sama dan berkoordinasi dengan aparat Pemerintah Pusat dan Daerah, diantaranya dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Aceh Timur, terkait pengelolaan limbah.
Hal itu disampaikan oleh VP Relations & Security Medco E&P Drajat Panjawi, melaui siaran Pers yang diterima wartawan pada Selasa (27/10).
"Hasil pemantauan terakhir, semua parameter lingkungan telah memenuhi baku mutu. Perusahaan juga telah berkoordinasi dengan DLH Aceh Timur untuk mengambil sampel air sungai tersebut," kata Drajat Panjawi.
Terkait pertanyaan warga atas kondisi air sungai yang melewati Desa Teupin Raya, pihak perusahaan menyampaikan bahwa, Medco E&P telah bekerja sama dengan lembaga independen, Institut Pertanian Bogor untuk memonitor lingkungan sekitar wilayah operasi secara berkala sesuai yang diwajibkan dalam Dokumen Lingkungan.
"Perusahaan juga berterima kasih kepada seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat sekitar wilayah operasi atas dukungannya selama ini sehingga seluruh kegiatan operasi berjalan aman dan lancar,” ujarnya.
Sebelumnya, Warga Gampong Teupin Raya, Kecamatan Julok, Aceh Timur, sempat melakukan aksi pemblokiran jalan akses ke-PT Medco E&P Malaka pada Senin,( 26/10/2020) mulai pukul 09:10 - 14:30 WIB.
Pemblokiran jalan tersebut merupakan bentuk kekesalan warga setempat, karena aliran sungai yang menjadi sumber kehidupan mereka diduga tercemari limbah cair Perusahaan migas tersebut.
Tgk. Muhammad Nur, salah satu warga setempat mengaku kecewa kepada manajemen PT Medco yang tidak menggubris peringatan masyarakat setempat, untuk tidak mencemari sungai dengan limbah cair perusahaan.
Air sungai yang biasanya digunakan masyarakat untuk kebutuhan sehari-hari, seperti keperluan mandi, mencuci dan kebutuhan lainnya, kini tidak berani lagi dimanfaatkan. Air sungai tersebut sudah berubah warna, tidak seperti biasanya meskipun musim hujan.
“Warna airnya sudah hijau, dan warga tidak berani menggunakan air sungai itu meskipun untuk kebutuhan mandi, ” katanya sebagai perwakilan masyarakat. (Zul)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : |
Editor | : |
Komentar & Reaksi