TUBAN - Ratusan warga mendatangi kantor Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Tuban, untuk mendaftar program Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM) tahap empat, Kamis (9/9/2021).
Warga yang datang langsung menyodorkan berkas persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan BPUM kepada petugas.
Terlihat sejumlah warga sedang mendaftar berkerumun tanpa jaga jarak di tempat pendaftaran yang berada di belakang mushala Diskoperindag.
Sumardi, warga Desa Sumurgung, Kecamatan Tuban, Tuban, yang ikut mendaftar mengaku, terpaksa ikut berkerumun untuk bisa dapat BPUM.
Dia menyerahkan berkas persyaratan BPUM berupa fotocopy KTP, KK, SKU atau NIB, dan foto usaha, serta nomor handphone yang masih aktif.
"Ini kan katanya masih ada pandemi harus jaga jarak. Dan sebenarnya kalau berkerumun saya sendiri tidak setuju, tapi mau bagaimana lagi kondisinya sudah seperti ini," kata Sumardi kepada suaraindonesia.co.id, (9/9/2021).
Menurutnya terjadinya kerumunan karena tidak adanya sistem antrean dari petugas. Warga yang datang langsung bisa keluar masuk ke area pendaftaran.
"Seharusnya dari depan itu dikasih nomor antrean biar tertib. Tapi ini kan enggak ada, jadi warga juga bebas keluar masuk," ujarnya.
Sementara itu, dikonfirmasi terpisah, Kepala Diskoperindag Kabupaten Tuban, Agus Wijaya mengatakan, pendaftaran dilakukan diluar ruangan mempercepat verifikasi dan menghindari antrean panjang.
"Itu proses verifikasi administrasi usulan BPUM dari kementerian. Setelah itu entri data usulan. Kalau pendaftaran dilakukan di dalam ruangan akan seperti tahun lalu, malah penuh dan ribet," jelas Agus Wijaya.
Agus Wijaya menyebut, akan menambah meja pendaftaran jika terjadi lonjakan masyarakat yang mendaftar BPUM. Serta terus akan melakukan himbauan kepada masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan selam proses pendaftaran.
"Kalau tambah parah kami akan siapkan meja di depan. Sehingga tidak berjubel di belakang. Kalau bermasker insyallah aman," pungkasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Irqam |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi