SUARA INDONESIA

Jenazah Santri asal Banyuwangi yang Mondok di Kediri Divisum, Polisi Benarkan Ada Luka 

Muhammad Nurul Yaqin - 26 February 2024 | 16:02 - Dibaca 766 kali
Peristiwa Jenazah Santri asal Banyuwangi yang Mondok di Kediri Divisum, Polisi Benarkan Ada Luka 
Ilustrasi jenazah. (Foto: Pixabay)

SUARA INDONESIA, BANYUWANGI - Santri asal Banyuwangi yang meninggal tak wajar di salah satu ponpes di Desa Kranding, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, divisum.

Korban yang diketahui bernama Bintang Balqis Maulana (14), asal Dusun Kendenglembu, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore ini, dilakukan visum di RSUD Blambangan.

Kasatreskrim Polresta Banyuwangi, Kompol Andrew Vega menyampaikan, korban hanya dilakukan visum luar karena pihak keluarga menolak autopsi.

Hasilnya, lanjut Vega, memang benar ditemukan sejumlah luka pada jenazah korban. "Ya hasilnya benar memang ada luka,” ungkapnya, saat dikonfirmasi wartawan, Senin (26/2/2024).

Vega menyebut, apakah anda dugaan tindak kekerasan dan penganiayaan yang dialami korban, saat ini masih didalami Polres Kediri.

“Kasus ini seluruhnya ditangani oleh Polres Kediri. Hasil visum yang dilakukan di RSUD Blambangan juga langsung dikirim ke sana,” cetusnya.

Polresta Banyuwangi, lanjut Andrew, semula mendapat laporan dari keluarga. Laporan itu kemudian diteruskan ke Polres Kediri untuk diproses lebih lanjut.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, jenazah Bintang Balqis Maulana, tiba di rumah duka di Dusun Kendenglembu, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, Sabtu (24/2/2024) dini hari.

Bocah 14 tahun yang mondok di salah satu ponpes di Desa Kranding, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, itu tewas dengan kondisi tak wajar.

Pada jasad korban penuh dengan luka lebam. Sedangkan kata pihak pesantren, Balqis semula dikabarkan meninggal diakibatkan terjatuh di kamar mandi.

Kedatangan jenazah korban pun jadi titik awal kecurigaan keluarga. Menurut Mia (22), kakak korban, ceceran darah sempat keluar dari keranda yang membawa jasad adiknya tersebut.

Berawal dari itulah kemudian dirinya meminta untuk dibukakan kain kafan yang membungkus jasad adiknya.

Permintaan keluarga awalnya sempat dirintangi oleh FTH, sepupunya. Yang ikut mengantarkan Balqis bersama rombongan pesantren yang berjumlah empat orang.

Desakan keluarga ditambah tetangga yang ikut menyambut kedatangan jenazah Balqis tak mampu ditolak FTH termasuk pihak pesantren. Hingga kemudian, pihak keluarga terperangah melihat kondisi jenazah Balqis.

"Astaghfirullah. Luka lebam di sekujur tubuh ditambah ada luka seperti jeratan leher. Hidungnya juga terlihat patah. Tak kuasa menahan tangis. Ini sudah pasti bukan jatuh tapi dianiaya," tambah Mia.

Mia menambahkan, tak hanya luka tersebut sejumlah luka sundutan rokok terlihat di kaki korban. Jumlahnya lebih dari satu. Termasuk satu luka pada dada yang menurutnya seperti berlubang. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV