SUARA INDONESIA

Pesawat Israel Sebar Pamflet di Gaza: Hamas Tidak Lagi Berkuasa

Aditya Mulawarman - 20 October 2024 | 20:10 - Dibaca 364 kali
Peristiwa Pesawat Israel Sebar Pamflet di Gaza: Hamas Tidak Lagi Berkuasa
Pesawat Israel Sebar Pamflet di Gaza/(instagram/@militarynewsinternational)

SUARA INDONESIA - Pada Sabtu, 19 Oktober 2024, pesawat-pesawat Israel menjatuhkan pamflet di Gaza Selatan yang menggambarkan pemimpin Hamas yang baru tewas, Yahya Sinwar. 

Selebaran ini membawa pesan yang tegas: "Hamas tidak akan lagi memerintah Gaza," selaras dengan pernyataan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. 

Langkah ini menegaskan sikap Israel dalam upayanya untuk menghentikan kekuasaan Hamas di wilayah tersebut.

Pamflet yang disebar oleh Israel muncul setelah serangkaian serangan militer yang menewaskan lebih dari 32 warga Palestina di Jalur Gaza. 

Salah satu serangan tersebut menargetkan Yahya Sinwar, pemimpin Hamas di Gaza, yang tewas pada Rabu, 16 Oktober 2024, dalam operasi militer Israel di Rafah, dekat perbatasan Mesir. 

Sinwar dikenal sebagai salah satu pemimpin militan Hamas yang paling berpengaruh dan sering kali dianggap bertanggung jawab atas serangkaian serangan terhadap Israel.

Netanyahu, dalam pernyataannya pada Kamis, 17 Oktober 2024, menegaskan bahwa mereka yang meletakkan senjata dan menyerahkan sandera akan diizinkan untuk pergi dan hidup dalam damai. 

Pesan ini kemudian disebarluaskan melalui pamflet dalam bahasa Arab yang jatuh di wilayah Khan Younis dan Rafah, mengajak warga untuk melepaskan dukungan mereka terhadap Hamas.

Selain kematian Sinwar, serangan militer Israel selama beberapa hari terakhir menyebabkan kehancuran besar di Jalur Gaza. 

Menurut pejabat kesehatan Palestina, lebih dari 42.500 warga Palestina telah tewas akibat konflik yang berkepanjangan, dengan ribuan lainnya terjebak di bawah reruntuhan bangunan.

Serangan di berbagai daerah di Gaza, termasuk kamp Al-Maghzai dan Nuseirat, menewaskan belasan orang, termasuk perempuan dan anak-anak. 

Serangan udara yang dilancarkan Israel ke kamp pengungsi Jabalia di utara Gaza menyebabkan kematian 33 orang, mayoritas perempuan dan anak-anak, serta melukai puluhan lainnya. 

Serangan ini mengakibatkan kehancuran besar-besaran pada beberapa rumah di area tersebut.

Meskipun Israel mengklaim bahwa mereka tidak mengetahui adanya serangan yang menewaskan warga sipil tersebut, angka korban yang terus bertambah telah memicu kecaman dari berbagai pihak internasional. 

Pejabat kesehatan Palestina terus melaporkan peningkatan jumlah korban, sementara bantuan medis sangat terbatas akibat blokade yang diperketat oleh Israel di sekitar wilayah-wilayah yang terdampak parah.

Dengan tewasnya Yahya Sinwar, Israel tampaknya bertekad untuk mengakhiri kekuasaan Hamas di Gaza. 

Pesan yang disampaikan melalui pamflet tersebut merupakan upaya untuk meraih dukungan dari penduduk setempat agar melepaskan keterkaitannya dengan Hamas. 

Namun, bagaimana respons masyarakat Gaza terhadap seruan tersebut masih belum jelas, mengingat betapa dalamnya pengaruh Hamas di wilayah tersebut selama bertahun-tahun.

Keadaan di Jalur Gaza semakin memperburuk kondisi kemanusiaan di sana. Sementara upaya untuk menekan Hamas terus dilakukan, masa depan Gaza tetap penuh dengan ketidakpastian. 

Konflik ini belum menunjukkan tanda-tanda mereda, dan dengan ribuan warga sipil yang terjebak di tengah-tengah peperangan, tekanan internasional agar tercapai solusi damai semakin meningkat.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Aditya Mulawarman
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV