MADIUN, Suaraindonesia.co.id - Situs Lingga Yoni yang berada di lereng Gunung Wilis tepatnya di Dukuh Santan, Desa Wonorejo, Kecamatan Mejayan, Kabupaten Madiun merupakan situs peninggalan dari zaman Kerajaan Majapahit, sekitar tahun 1351 M.
Situs Lingga Yoni mempunyai perlambang sendiri-sendiri, Lingga sebagai perlambang atau bentuk perwujudan Dewa Syiwa, sedangkan Yoni merupakan lambang Durga yaitu istri Dewa Syiwa atau bisa dilambangkan sebagai kesuburan.
Dalam sejarah, pada era pemerintahan Tribuana Tungga Dewi atau era Hindu-Budha, tempat tersebut digunakan sebagai tempat pemujaan.
Sehingga Lingga Yoni banyak dikelilingi oleh tatanan batu bata kuno. Selain itu, juga terdapat arca-arca kecil di sekitar area situs tersebut.
"Situs atau candi Lingga Yoni ini, melambangkan Dewa Syiwa untuk bentuk lingganya, sedangkan yang berbentuk Yoni mempunyai lambang Durga atau istri Dewa Syiwa sebagai perwujudan kesuburan" ujar juru pelihara situs Lingga Yoni, Sampito, Kamis (01/06/2023).
Sementara itu, situs tersebut ditemukan oleh Sukarto Simun, seorang tokoh masyarakat atau dalang desa setempat pada tahun 1989.
Saat itu, Sukarto bermimpi ditemui orang tua yang memakai baju serba putih menyerupai resi. Lalu orang tersebut berkata "dirikan rumah saya", kemudian Sukarto bertanya di mana rumahnya, sang resi pun mengajak Sukarto ke lokasi situs Lingga Yoni tersebut. Setibanya di depan halaman, orang tua atau resi menghilang tanpa jejak.
Karena waktu itu malam hari, Sukarto kembali ke lokasi yang ditunjukkan dalam mimpinya pada pagi hari. Di tempat itu ia melihat gundukan tanah, lalu ia gali dan muncullah situs Lingga Yoni, dengan kondisi ambruk.
Penggalian dilanjutkan kembali bersama-sama warga hingga situs Lingga Yoni terlihat jelas. Selanjutnya ditarik dengan tambang oleh masyarakat, agar posisi situs tersebut bisa berdiri lagi.
Atas temuan itu, perangkat desa melaporkan ke Dinas Pendidikan dan kebudayaan setempat, yang dilanjutkan ke dinas purbakala.
Pada tahun 1995 situs tersebut diteliti oleh Dinas Kepurbakalaan dan 2 tahun kemudian baru muncullah struktur candi. Situs Lingga Yoni ditetapkan sebagai cagar budaya pada tahun 1998.
"Awalnya situs ini ditunjukkan melalui mimpi Mbah Sukarto Simun, kemudian dilakukan penggalian hingga tampak keseluruhan dan situs Lingga Yoni berdiri tegak," imbuh Sampito.
Candi atau situs Lingga Yoni tersebut, sudah beberapa kali dikunjungi wisatawan, baik wisatawan lokal Madiun maupun dari luar daerah, seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Solo dan sejumlah daerah di Jawa Timur.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Yoni Setyo Rahmawanto |
Editor | : Lutfi Hidayat |
Komentar & Reaksi