JOMBANG, SUARA INDONESIA - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang rencananya akan mengadakan kembali kegiatan Munaqosyah Tahap 2 bagi Pembimbing Mulok Keagamaan Islam metode Tilawati yang akan dilaksanakan tanggal 20 dan 21 November 2023 mendatang.
Kepala Bidang Pembinaan Sekolah Dasar, Rhendra Kusuma, melalui Kepala Seksi Peserta Didik dan Pembagunan Karakter SD Disdikbud Jombang, Supartini mengatakan, sebelumnya pada tahap pertama kegiatan tersebut sudah dilaksanakan di akhir bulan Oktober kemarin dengan diikuti kurang lebih sekitar 313 peserta dari se-Kecamatan Kabupaten Jombang.
Ia menambahkan, untuk para pembimbing mulok keagamaan Islam tidak melihat usianya apabila ingin benar-benar menuntut ilmu.
"Munaqosah Tahap 2 Pembimbing Mulok Keagamaan ini memerlukan tanggung jawab semua pihak, baik itu pihak Dinas, Pembimbing, Kasek maupun orang tua didik. Mereka harus saling mendukung supaya siswa dapat mendapatkan pembelajaran diniyah seperti di pesantren," ujar Supartini Rabu (15/11/2023).
Supartini menyampaikan, bahwa Munaqosah bagi pembimbing atau bagi gurunya ini sebenarnya sudah di Munaqosah dan sebelumnya pernah dilakukan diklat. "Kemudian dari hasil diklat tersebut, nanti akan dilakukan evaluasi dan kalau sudah di Munaqosah, mereka mendapat 'Syahadah' namanya atau semacam seperti ijasah dan sudah kompeten," katanya.
"Sewaktu Munaqosah kemarin, ada saksi pembimbing serta ada pengujinya juga dari lingkungan Ponpes di Jombang, sehingga yang bersangkutan pembimbing mulok ini sangat kompeten per kecamatan masing-masing di seluruh kecamatan Jombang, jadi Bu gurunya di uji sesuai kemampuannya masing-masing. Setelah guru pembimbing di uji, mereka juga akan kembali di uji oleh tim penguji lagi," lanjutnya.
Sementara Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jombang, Senen mengataka,n dalam Munaqosah tersebut para siswa yang langsung mengerti Mulok Keagamaan Islam ini, tentunya bisa dipakai untuk PPDB Jenjang SMP melalui jalur prestasi.
"Pembina pembimbing mulok keagamaan berasal dari unsur yang beragam yaitu pembimbing jenjang SMP/SMK, Ketua KKP Mulok Keagamaan Kabupaten, Pengasuh Pondok pesantren, yayasan yang bergerak di tahfidz Qur’an, dan guru PAI lingkup Dinas Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementrian Agama di Kabupaten Jombang," terangnya.
"Kurang lebih ada 9 Penguji dari pesantren se-Jombang ada yg dari Surabaya yang memantau Proses pembelajarannya di sekolah-sekolah," imbuhnya.
Dari persiapan beberapa hari pengujian nanti, pembimbing ini juga di tes kembali, jika masih kurang nanti dibimbing kembali selama 4 kali. Sehingga para peserta dari sekolahan tingkat SD ini hingga anak-anak dapat mengerti pembelajaran seperti di pesantren.
Senen menyebut, para guru ini bisa dikatakan setara dengan ustadz atau ustadzah, bahkan seperti pak kiai maupun bu Nyai, karena menguasai banyak Mulok di Munaqosah itu, termasuk hafalan Qur'an, Nahwu Shorof maupun baca kitab. "Di Munaqosah ini yang penting mereka paham seperti membaca Qur'an, ilmu yang didapatkan dari pesantren itu ada. Sewaktu ada yang masih belum bisa para pembimbing ini, dikelompokkan lagi dan pengajarnya juga langsung dari Bu Nyai pesantren, seperti diajarkan pemaknaan ayat maupun lainnya," jelasnya.
Kendati para murid di sekolah sudah diajarkan metode pembelajaran ala Pondok Pesantren, namun menurut Senen anak-anak di tingkat SD juga butuh proses agar bisa mengerti. Sehingga siswa-siswi SD ini lulus ke tingkat SMP bisa paham, karena materi pelajaran itu harus sambung menyambung di jenjang sekolah dasar sampai sekolah menengah pertama.
"Insyaallah nanti untuk standardnya pembelajaran ini dari tingkat SD sampai SMP sama. Tapi untuk para gurunya beda, di sekolah SD dan SMP sendiri-sendiri. Jadi sewaktu SD anak-anak dapat pengetahuan apa sewaktu ke jenjang sekolah dan di sekolah selanjutnya juga tahu pengetahuan yang tinggi lagi," paparnya.
Diharapkan dengan diadakannya Munaqosah tahap 2 ini, para siswa yang sudah lulus di SD dan SMP dapat pengetahuan tentang Diniyah seperti di pesantren, apalagi Kabupaten Jombang juga disebut dengan kota santri hal ini terpacunya. Senen menginginkan proses kedepannya supaya anak-anak di SD dapat mengerti pembelajaran seperti di Pondok Pesantren.
"Dengan Munaqosah nanti, diharapkan kita ingin siswa SD mengerti pembelajaran Diniyah. Terlebih jika ada lomba-lomba keagamaan seperti cerdas cermat sambung ayat-ayat Qur'an, pesertanya dari tingkat Sekolah Dasar juga ada dan tidak hanya dari Madrasah Ibtidaiyah. Dan para siswa di SD juga sama seperti siswa di pesantren, mereka ya bisa baca kitab kuning," pungkasnya. (Adv)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Gono Dwi Santoso |
Editor | : Satria Galih Saputra |
Komentar & Reaksi