SUARA INDONESIA

TK Al-Hijrah di Bontang Butuh Tempat Belajar Permanen

Mohamad Alawi - 28 November 2023 | 00:11 - Dibaca 281 kali
Advertorial TK Al-Hijrah di Bontang Butuh Tempat Belajar Permanen
Anggota Komisi III DPRD Kota Bontang, Faisal. (Foto: Alawi/Suara Indonesia)

SUARA INDONESIA, BONTANG - Anggota Komisi III DPRD Kota Bontang, Faisal mengusulkan agar pemerintah mengalihfungsikan fasilitas bekas Gedung Uji Kir Dinas Perhubungan (Dishub) yang berada di depan masjid Terapung menjadi tempat belajar TK Al-Hijrah.

Hal tersebut disampaikan Faisal saat melakukan interupsi pada Rapat Paripurna (Rapur) yang digelar di Auditorium Tiga Dimensi, Selasa (28/11/2023) dini hari.

"Saya minta ke pemerintah untuk bisa memfasilitasi tempat belajar anak-anak TK Al-Hijrah, padahal TK ini kan memang satu kesatuan dengan masjid terapung sebelum akhirnya masjid dibongkar yang akhirnya mereka tidak memiliki tempat yang pasti untuk belajar," ungkapnya.

"Nah karena uji kir sudah pindah ke Bontang Lestari mungkin gedung itu bisa dimanfaatkan,” tandasnya.

Faisal berharap usulannya dapat diwujudkan sehingga TK Al-Hijrah dapat memiliki tempat belajar yang permanen.

Menanggapi hal itu, Wali Kota Bontang, Basri Rase menyebut pihaknya akan segera menindaklanjuti mengenai perihal ini.

"Segera kita tindak lanjuti dan kalau memang bisa dimanfaatkan akan kita manfaatkan," sebutnya.

Usulan Faisal untuk mengalihfungsikan gedung bekas uji kir Dishub menjadi tempat belajar TK Al-Hijrah merupakan langkah yang tepat. Hal ini karena gedung tersebut masih dalam kondisi baik dan berada di lokasi yang strategis, yakni di depan masjid Terapung.

Penggunaan gedung tersebut juga akan menjadi solusi bagi TK Al-Hijrah yang hingga saat ini belum memiliki tempat belajar permanen. Dengan demikian, anak-anak TK Al-Hijrah dapat belajar dengan nyaman dan aman.

Namun, tentunya perlu dilakukan kajian terlebih dahulu sebelum gedung tersebut dialihfungsikan. Hal ini untuk memastikan bahwa gedung tersebut memang layak digunakan sebagai tempat belajar TK. Selain itu, juga perlu dikoordinasikan dengan pihak-pihak terkait, seperti Dinas Pendidikan dan Dinas Perhubungan.

Sebagai informasi, Yayasan TK Plus Al-Muhajirin Kelurahan Loktuan sudah menyampaikan melalui Rapat Dengar Pendapat (RDP) bahwa mereka tak memiliki lokasi permanen untuk fasilitas kegiatan belajar mengajar.

Salah satu perwakilan yayasan, Mukrim mengatakan, sejak Masjid Terapung mulai beroperasi, pihaknya tak lagi memiliki tempat belajar permanen.

"Sebelumnya itu kan kami bergabung dengan masjid Al-Muhajirin tapi setelah dibongkar kami sudah berpindah-pindah tempat," jelasnya.

Selain itu, pihaknya pun telah mengajukan surat ke pengurus masjid Terapung supaya bisa menggunakan kembali masjid. Namun, hal itu tak terwujud dikarenakan lokasi masjid saat ini yang diatas laut, dianggap membahayakan peserta didik. Disisi lain, jarak toilet yang jauh dan dikhawatirkan bakal mengganggu pengunjung masjid.

"Kalau persoalan masjid di atas laut dan dinilai riskan sebenarnya itu kurang tepat karena kan anak-anak ini anak Selambai yang hari-hari memang tinggalnya di atas laut," tutupnya. (Adv) 

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Mohamad Alawi
Editor : Satria Galih Saputra

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV