SUARA INDONESIA

Kreasi 'Macan Kaduk', Warga Bondowoso Raup Untung Ratusan Juta Rupiah

Imam Hairon - 10 October 2022 | 12:10 - Dibaca 9.38k kali
Budaya Kreasi 'Macan Kaduk', Warga Bondowoso Raup Untung Ratusan Juta Rupiah
Kreasi 'Macan Kaduk' karya Tolak alias Pak Ifa (48) warga Desa Lombok Kulon, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur (Foto: Istimewa)

BONDOWOSO - Siapa sangka Tolak alias Pak Ifa (48) asal Desa Lombok Kulon, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur bisa menghasilkan omzet ratusan juta rupiah.

Bermodalkan tali rafia, karung dan pohon dadap serta kain motif garis-garis lewat tangan terampilnya, disulap menjadi mainan budaya daerah yang layak dijual.

Biasanya 'macan kaduk' dibuat untuk pentas atau pertunjukan seni budaya atau kegiatan lain yang berhubungan dengan hiburan.


Masyarakat Bondowoso sendiri, Macan Kaduk disebut Macan Ulung dan telah menjadi ikon budaya daerah tersebut.

Macan Kaduk atau mainan harimau yang terbuat dari tas itu, ia mampu menjual lebih dari 100 buah.

Untuk harga masih tergolong murah. Jika kualitasnya bagus, tolak jual dengan harga Rp 4 hingga 5 juta rupiah.

Tergantung, tingkat kerumitan pekerjaan dan pesanan dari pelanggan.

Saat ini, diakui Tolak, pesanan melalui media sosial sudah bisa menembus luar pulau.

"Pesanan terbanyak dari Madura. Sisanya dari daerah tapal kuda, Semarang, Bandung," katanya.

Kendati begitu, diakuinya pihaknya mulai kewalahan melayani pesanan pelanggan.

Maklum saja, Tolak memproduksi mainan itu, hanya seorang diri. Menggunakan alat sederhana dan ala kadarnya.

Hasilnya, sungguh menakjubkan dan mengandung nilai seni hampir mirip dengan kepala harimau aslinya.

Bagi Tolak, berjualan Macan Kaduk adalah satu berkah tersendiri bagi dirinya dan keluarga.

Selain bisa untuk menyambung hidup, hasilnya bisa ditabung untuk menghidupi keluarga.

Menurut Tolak, membuat mainan Macan Kaduk mengandung nilai filosofi tersendiri.

"Selain dapat hasil, karya saya bisa menghibur banyak orang, jadi saya niati ibadah saja," ucapnya menambahkan.

Kini Tolak sudah bisa berjualan lewat online, sehingga pesanan terus banjir lewat pesan WhatsAppnya.

Kendala terberatnya, diakui Tolak adalah keterbatasan alat dan sumberdaya.

“Kalau materi, Insya Allah kita bisa atasi. Di Bondowoso banyak pohon dadap dan randu,” jelasnya.

Lebih lanjut Tolak berharap, apa yang dilakukannya bisa mengharumkan nama Bondowoso.

"Walaupun PR. Secara berkelompok, pecinta budaya sudah mulai paham. Kalau pesan Macan Kaduk, Bondowoso," jelasnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Imam Hairon
Editor : Bahrullah

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV