SUARA INDONESIA

Selama PPKM, Perkembangan UMKM di Surabaya Tersendat

Lukman Hadi - 08 August 2021 | 15:08 - Dibaca 2.85k kali
Ekbis Selama PPKM, Perkembangan UMKM di Surabaya Tersendat
Warung UMKM Tien Iswanti yang mulai sepi akibat dampak PPKM. (Foto: Lukman/suaraindonesia.co.id)

SURABAYA - Dampak perpanjangan PPKM Level 4 Jawa-Bali berpengaruh pada perkembangan usaha UMKM di Surabaya.

Hingga saat ini banyak pelaku UMKM yang mengeluh usahanya tersendat karena sepinya pembeli, bahkan banyak UMKM yang berhenti produksi sementara ini.

Seorang pelaku UMKM di wilayah Krembangan, Tien Iswanti mengaku, jika usaha jual wedang songo dan ayam kriwil miliknya menurun drastis selama PPKM.

"Ya selama PPKM ini yang jelas perekonomian, income itu menurun drastis," ujar Ibu rumah tangga berusia 53 tahun itu saat ditemui suaraindonesia.co.id, Minggu (8/8/2021).

Ia menyebutkan, sebelum PPKM diberlakukan pemerintah, usaha miliknya selalu ramai pesanan baik dari perusahaan, instansi pemerintah ataupun masyarakat umum.

"Biasanya yang pesan dari perusahaan dan rumah tangga. Satu hari, wedang Songo dan Rice Bowl, perkiraan sehari 60-65 bowl tapi sekarang sama sekali ndak ada pesanan selama PPKM," ungkapnya.

Sama halnya dengan Nur Aisah, pemilik UMKM Cokelat juga mengeluh pendapatan selama PPKM sedikit mengganggu usahanya.

"Tapi masalah perkembangan penjualan produk masih sepi sejak pandemi ini," jawabnya saat dihubungi melalui via WhatsApp.

Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Komisi B DPRD Surabaya, Anas Karno turut prihatin atas tersendatnya usaha para pelaku UMKM.

Ia berharap adanya perhatian khusus pemerintah kota kepada pelaku UMKM se-Surabaya yang terdampak pemberlakuan PPKM selama ini.

"PPKM level 4 ini, Dinas Koperasi maupun Dinas Perdagangan untuk mensupporting lebih agar perekonomian berjalan kembali dan UMKM bisa berkembang, hidup dan tetap eksis," kata Anas saat dihubungi melalui sambungan seluler, Minggu (8/8/2021).

Menurutnya, perhatian khusus pemerintah terhadap pelaku UMKM bisa mendongkrak perputaran ekonomi di tingkat bawah. Karena UMKM merupakan ekonomi kerakyatan yang memiliki produk lokal.

"Dalam kondisi ini UMKM harus diberi support yang lebih karena tingkat ekonomi dasar adalah UMKM," tuturnya.

Selama PPKM ini, ia terus berkeliling menemui para pelaku UMKM di tiap kecamatan untuk memastikan perkembangan usaha mereka. (luk/amj)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Lukman Hadi
Editor : Bahrullah

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya