SUARA INDONESIA

Sanaz, Siswi SD Inspiratif, Kelola Ampas Buah dan Sayuran Jadi Eco Enzyme

Lukman Hadi - 27 June 2022 | 15:06 - Dibaca 1.82k kali
Features Sanaz, Siswi SD Inspiratif, Kelola Ampas Buah dan Sayuran Jadi Eco Enzyme
Sana Aisya Janeeta, siswi kelas 4 SDN Kaliasin 1 Surabaya yang mengelola ampas buah dan sayuran menjadi eco enzyme. (Foto: Lukman/suaraindonesia.co.id)

SURABAYA - Sanaz Aisya Janeeta, siswi kelas 4 SDN Kaliasin Surabaya menjadi sosok inspiratif karena berhasil mengelola ampas kulit buah dan sayuran menjadi eco enzyme bermanfaat.

Meski usia Sanaz masih 10 tahun, nyatanya dia mampu berbuat sesuatu hal yang luar biasa dan manfaat bagi lingkungan.

Ia tinggal di Surabaya belum terlalu lama, baru tiga bulan. Pekerjaan ayahnya yang membuat keluarga sering berpindah-pindah kota.

Berbekal penguasaan publik speaking tidak membuat Sanaz kesulitan beradaptasi atau berbaur dengan guru dan teman-teman di sekolah.

Kini Sanaz sekeluarga tinggal di Jambangan, Surabaya. Ia merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Ayahnya memiliki darah Tasikmalaya, dan Ibunya asli Bogor. Sudah pasti Sanaz kelak akan tumbuh sebagai gadis Sunda yang geulis.

Keberhasilan Sanaz menyulap sampah buah dan sayuran menjadi olahan bermanfaat ini tidak terlepas dari pengalamannya selama bergabung dengan komunitas eco enzyme di Makassar.

"Saya itu kan mau memanfaatkan kulit buah dan sayuran untuk dijadikan eco enzyme. Kebetulan eco enzyme ini kan banyak sekali manfaatnya. Salah satunya itu bisa untuk membunuh kuman," kata Sanaz saat diwawancarai di rumahnya, Minggu (27/6/2022) malam.

Sambil mengingat, Sanaz bercerita dengan santainya awal bagaimana dia mengenal tentang eco enzyme. Kemudian, ia bergabung komunitas dan perlahan-lahan mulai memahami apa dan bagaimana eco enzyme itu.

Sejauh ini, Sanaz sudah membuat berbagai varian eco enzyme. Mulai dari handsanitizer, sabun cuci tangan, serta pupuk cair, dan banyak lainnya.

Semua bahan-bahan pembuatan eco enzyme itu berbahan dasar kulit buah dan sayuran. Menarik bukan? Dari sampah buah dan sayuran itu bisa mengobati luka, membersihkan kadar air, dan menetralisir udara sekitar. Intinya untuk membasmi kuman.


Tapi jangan sampai salah pilih buah, lho. Meskipun semua buah mempunyai manfaat, namun dalam pengolahan eco enzyme harus cermat memilih buah atau sayuran. Pertama, buah dan sayuran harus fresh, tidak boleh busuk. Usahakan untuk buah hindari yang terlalu berlemak seperti, alpukat dan jangan memiliki kulit terlalu keras, durian, nangka dan salak.

Perlu diingat. Butuh kesabaran untuk mencapai hasil yang maksimal. Sanaz mengatakan, butuh waktu 3 bulan dalam proses pembuatannya.

Bahan-bahan dibutuhkan seperti kulit buah dan sayuran, gula serta air. Setelah komposisi dasar tersedia, maka proses selanjutnya ialah menimbang perbandingan 1, 3, dan 10. Satu untuk gula, tiga untuk kulit buah dan sayuran, dan 10 untuk air. 

"Terus kita masukkan ke dalam botol, tutup rapat agar tidak terkontaminasi. Dua minggu pertama kita harus rajin membuka tutup botolnya agar tidak meledak. Setelah tiga bulan, eco enzym ini sudah bisa kita panen," jelas dia.

Selama pembuatan eco enzyme, tentunya Sanaz tidak sendiri. Ia kerap dibantu oleh sang ibunda tercinta. Begitu pula para tetangga dan teman-teman sekolah.

Sanaz juga mendonasikan hasil pengolahan eco enzyme kepada para peternak hewan. Dia ikut prihatin atas wabah yang menyerang hewan ternak.

Hasil pengolahannya itu sudah ia beri nama KALSA SAJECO yang berarti "Kaliasin Satu Sanaz Aisya Janeeta Eco Enzyme" dalam kemasan botol minuman dan botol spray. Ia juga sering mengikuti event-event untuk mengkampanyekan sekaligus mempromosikan produk eco enzyme buatannya.

Untuk sekarang ini Sanaz juga sedang berkompetisi pada ajang Puteri Lingkungan Hidup 2022 di Surabaya. Di sini, akan dipilih 15 finalis.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Lukman Hadi
Editor : Lukman Hadi

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV