SUARA INDONESIA

Punya Sampingan Ternak Unggas, Polisi di Ngawi Mampu Sekolahkan Anak Yatim

Ari Hermawan - 18 October 2022 | 15:10 - Dibaca 3.08k kali
Features Punya Sampingan Ternak Unggas, Polisi di Ngawi Mampu Sekolahkan Anak Yatim
Aiptu Mujiono 'Polisi Unggas' Asal Ngawi, yang mendapatkan penghargaan dari Kapolres Ngawi karena keteladannya. Foto: Ari Hermawan/ Suara Indonesia.

NGAWI - Aiptu Mujiono seorang polisi yang kesehariannya bertugas sebagai Kepala Seksi Umum di Polsek Paron, Polres Ngawi, Jawa Timur, patut dijadikan contoh.

Dibalik kewajibannya sebagai seorang polisi yang mengayomi dan menjadi pelayan masyarakat, Aiptu Mujiono dikenal sosok yang inovatif karena keuletannya menjadi peternak unggas.

Bahkan di sekitar masyarakat Kabupaten Ngawi, yang terkenal dengan sebutan kota ramah. Aiptu Mujiono kelahiran tahun 1976 itu dijuluki juga sebagai 'Polisi Unggas'.

Ditemui dirumahnya di Desa Tempuran, RT 08 RW 01 Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, pada Selasa (18/10/2022), Aiptu Mujiono terlihat sedang memberi makan ternak unggasnya.

Hewan ternak unggas mentok dan ayam milik Aiptu Mujiono berjumlah lebih dari 50 ekor. Ditempatkan dalam sebuah kandang berukuran lebar 5 kali 10 meter terletak dibelakang rumahnya.

Aiptu Mujiono mengaku, penghasilan selama sebulan dari berternak Entok dan Ayam keuntungannya mencapai 1 hingga 2 juta rupiah per bulan, itu sudah termasuk biaya pakan mencapai 1 juta.

"Awalnya saya hanya berternak sepasang entok dan sepasang ayam jawa, kemudian berkembang menjadi 50 ekor lebih dalam rentan waktu tiga tahun, itu belum yang sudah terjual," ungkap Aiptu Mujiono.

Aiptu Mujiono mengatakan, dengan menggunakan sarana media sosial hasil ternaknya laku dijual hingga luar kota. Seperti Magetan, Madiun, Ponorogo dan Nganjuk.

"Sarana media sosial yang ada saya pergunakan untuk menawarkan hewan ternak saya, seperti Facebook dan WhatsApp. Dari situ bisa terjual hingga keluar kota," ujar Aiptu Mujiono menambahkan.

Dijelaskan Aiptu Mujiono, dirinya tidak hanya menjual Entok dan Ayam saja, namun telur dari Ayam Jawa yang ia ternak pun terjual laku keras, bahkan hingga kekurangan stok dari pemesan.

"Untuk Entok dan Ayam Jawa yang saya jual selalu tersedia, namun untuk telur ayam jawa yang kadang saya tidak bisa memenuhi permintaan pembeli," terang Aiptu Mujiono.

Hal mengharukan saat Aiptu Mujiono ditanya hasil jualan hewan ternaknya. Tak disangka, hasil penjualan hewan ternak dipergunakan Aiptu Mujiono untuk membiayai anak yatim.

"Keuntungan bersih satu hingga dua juta dari hasil penjualan, saya pergunakan untuk membiayai 2 anak yatim piatu dan 4 anak yatim," kata Aiptu Mujiono yang pernah pertugas sebagai walpri di salah satu kedutaan besar di Jakarta.

"Dua anak ikut dirumah saya karena mereka sudah tidak punya orang tua, sedangkan 4 anak yatim ikut orangtuanya. Yang pasti hasil jual ternak dipergunakan untuk biaya sekolah dan biaya hidup sehari-harinya mereka," imbuhnya.

Hal itu dilakukan Aiptu Mujiono bukan tanpa suatu alasan, dirinya mempunyai keyakinan bahwa harta dan jabatan tidak selamanya melekat pada setiap manusia.

Namun dengan niat yang ikhlas selama masih hidup, saling tolong menolong dan berbuat baik sesama manusia adalah amal yang harus dilakukan Aiptu Mujiono.

"Harta benda dan jabatan semua ini titipan dari allah, dan manusia pasti akan mati. Ini sudah menjadi nasehat orang tua saya bahwa amal baik selama masih hidup untuk akhirat itu hal terpenting bagian dari hidup, saya dan kelurga," jelas dikatakan Aiptu Mujiono.

Kendati begitu, Aiptu Mujiono pernah bertugas di kesatuan Brimob itu tidak mau apa yang sudah dilakukannya dipamerkan ke publik. Karena menurut dia, itu juga salah satu pesan dari kedua orang tuanya.

"Hal perilaku baik tidak perlu ditunjukkan, itu pesan orang tua saya," singkat diakhir kata Aiptu Mujiono yang menempati rumah warisan milik orangtuanya itu kepada awak media.

Sementara, Ari Agus tetangga Aiptu Mujiono yang menjabat sebagai ketua RT menilai, bahwa Aiptu Agus memang sosok orang yang sederhana dan kerap melakukan kegiatan sosial di lingkungannya.

"Mushola itu tanahnya milik Pak Mujiono, dan sudah diwakafkan untuk kepentingan umat di lingkungan sini. Di mata warga sini beliau sosok yang sederhana dan bersosial tinggi," singkat dikatakan Ari Agus saat dikonfirmasi.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Ari Hermawan
Editor : Imam Hairon

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya