SUARA INDONESIA

Kisah Tukang Becak di Banyuwangi, Bekerja Sambilan jadi Pemulung karena Sepi Penumpang

Muhammad Nurul Yaqin - 29 October 2022 | 21:10 - Dibaca 4.58k kali
Features Kisah Tukang Becak di Banyuwangi, Bekerja Sambilan jadi Pemulung karena Sepi Penumpang
Suherman (72), terlihat fokus mengambil botol minuman bekas pengunjung di area Festival Gandrung Sewu, Pantai Boom, Banyuwangi, Sabtu (29/10/2022) sore. (Muhammad Nurul Yaqin/suaraindonesia.co.id).

BANYUWANGI - Kisah haru Suherman, tukang becak di Banyuwangi yang terpaksa bekerja sambilan menjadi pemulung barang rongsokan karena sulit dapat penumpang.

Ditemui suaraindonesia.co.id di kawasan Festival Gandrung Sewu, Pantai Boom, Banyuwangi, Sabtu (29/10/2022) sore. Suherman tampak serius memungut satu persatu botol bekas sisa minuman para pengunjung.

Bahkan ribuan pengunjung yang berseliweran di area itu, tak membuat pria berumur 72 tahun ini merasa malu. Suherman tetap cuek dan fokus mengambil barang rongsokan yang tergeletak di tanah.

Festival tahunan itu dimanfaatkan olehnya untuk mengais rezeki. Dalam waktu yang singkat, warga Kelurahan Karangrejo, Kecamatan Banyuwangi, itu mampu mengumpulkan satu setengah karung berukuran cukup besar yang berisi botol bekas.

"Alhamdulilah sudah bisa mengumpulkan satu karung setengah. Kalau melihat kegiatannya, ini bisa mencapai dua karung botol minuman yang sudah tidak terpakai," kata Suherman.

Ayah tujuh anak ini bercerita hingga rela bekerja sambilan menjadi pencari barang rongsokan. Ia lakukan karena jumlah penumpang becak semakin sedikit. Hal tersebut seiring bertambah banyaknya kendaraan bermotor seperti sepeda motor dan mobil.

"Penumpang becak sekarang sepi, kadang tidak dapat uang meski mulai narik becak dari pagi hingga sore. Sehingga saya berinisiatif mencari barang bekas," ungkapnya.

Suherman mengaku, mulai bekerja jadi tukang becak dari pukul 07.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. Meski seharian berada di jalanan, namun jumlah yang didapat tidaklah seberapa.

"Kadang cuman dapat Rp 15 ribu. Sedih sekali melihat kondisi pekerjaan becak sekarang. Jadi saya pun berinisiatif, ketika narik becak tapi ada sampah botol minuman saya ambil," tuturnya.

Dari rongsokan botol bekas itu, ia kumpulkan di rumahnya. Ketika dirasa sudah banyak, botol bekas itu kemudian dijual ke pengepul.

"Kalau saya itu dikumpulkan dulu, setelah satu bulan baru dijual. Sebulan kadang dapat Rp 125 ribu," bebernya.

Suherman mengaku, tidak malu sedikitpun meski bekerja sambilan mencari barang rongsokan. Ia punya prinsip luhur yang terus dijadikan pegangan dalam dirinya.

"Yang penting saya tidak mencuri. Bahkan saya disarankan beberapa kali oleh anak, agar jangan bekerja. Tapi saya memaksa, karena tidak enak di rumah jika tidak beraktivitas," tutupnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor : Bahrullah

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya