JOMBANG, Suaraindonesia.co.id - Terobosan inovatif ditunjukkan santri Pondok Pesantren Al Hikam di Desa Jatirejo, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang. Mengurangi masalah sampah, siswa membuat menstrual pad atau pembalut kain yang ramah lingkungan. Bahkan, produksi menstrual pad santri ini sudah diproduksi massal dan dijual untuk umum.
Menstrual pad karya santri Pesantren Al Hikam ini bisa dipakai ulang. Bukan seperti menstrual pad yang dijual umum. Sekali pakai, setelah itu dibuang.
Tak hanya dimanfaatkan seluruh santri putri di pondok pesantren Al-Hikam, menstrual pad ini juga dijual untuk umum. Bahkan, pembalut kain ini juga dijual online.
" Ide membuat menspad ini ,supaya tidak mencemari lingkungan karena produk ini bisa di pakai berulang ulang dan biasanya di pakai santri disini," ujar Dina, siswi MTS Al Hikam, yang ditemui di sela pembuatan menstrual pad.
Bahan menstrual pad antara lain; kain perca, handuk, just baby dan kain katun. Proses pembuatannya murni melalui tangan para santri.
Dalam pembuatannya, tiap siswa dibagi tugasnya. Ada yang mengunting pola. Ada juga yang menjahit. Sebagian memasang kancing menstrual pad. Proses pembuatannya tidak memakan waktu lama. Dalam waktu singkat, puluhan menspad buatan santri ini siap dipasarkan.
Sementara itu, Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Hikam Jatirejo Ning Maftuhah Mustiqowati mengatakan, dorongan agar santri membuat menspad yang ramah lingkungan merupakan upaya menekan sampah pembalut.
"Berawal dari upaya apa yang diambil untuk mengatasi sampah pembalut dari ratusan santri. Akhirnya, setelah belajar, kami membuat menspad ramah lingkungan dengan kain yang dapat dicuci pakai dengan kurun waktu 4-5 tahun," tutur Ning Ika, yang juga Kepala Sekolah MTS Al Hikam.
Ning Ika menjelaskan, pembuatan menspad ini menggunakan kain perca atau sisa produksi. Menspad cuci pakai ini diwajibkan bagi santri putri pesantren.
"Dari mulai santri baru kami sudah berikan arahan kepada wali untuk bersama menjaga lingkungan, sehingga kami mewajibkan santri putri memakai menspad cuci pakai ini," terangnya.
Selain menjaga lingkungan, menurut Ning Ika, penggunaan menspad cuci pakai ini dapat menekan biaya pembelian pembalut konvensional, serta proses pencucian menspad lebih mudah, terutama menggunakan sabun jelantah yang diproduksi santri sendiri.
Untuk pengembangan inovasi sabun dan menspad ala santri Al Hikam, orang umum dapat membeli dari mulai harga Rp 18 ribu.
"Selain kami sediakan secara online, ada program kami edu tourism Al Hikam juga menjadi tempat orang-orang membeli produk kita," terangnya.
Ning Ika menjelaskan, karena banyaknya permintaan yang harus dipenuhi, pihak Al Hikam bekerjasama dengan penjahit untuk memenuhi kebutuhan pembeli sehingga tidak mengganggu aktifitas belajar santri.
"Karena antusias dalam sebulan, kebutuhan menspad bisa sampai 3.000 an pcs sehingga tidak mungkin santri yang buat sendiri. Jadi bersama penjahit dari BLK untuk memenuhi itu," terangnya.
Ning Ika mengatakan, pembelajaran dan berbudaya lingkungan hidup ini, diharapkan mampu memberikan tambahan ilmu bagi santri diluar ilmu yang biasa diterima di dalam kelas.
"Sehingga harapan kami, selain santri telah dididik untuk peduli lingkungan saat ini, nantinya ini juga jadi bekal santri saat kembali ke masyarakat dan menerapkannya," harapnya.
Disisi lain atas dedikasi terhadap lingkungan hidup, Madrasah Al Hikam yang terintegrasi dengan Ponpes Mambaul Hikam, pada 17 Oktober 2023 kemarin menyabet penghargaan Adiwiyata Mandiri 2023 oleh KLHK RI.
"Adiwiyata Mandiri ini akan menjadi assesment untuk kami agar selalu konsisten serta istiqomah menjaga lingkungan, dan selalu berinovasi," tutupnya. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Gono Dwi Santoso |
Editor | : Danu Sukendro |
Komentar & Reaksi