SUARA INDONESIA

Tekan Stunting, Beginilah Langkah Dinsos Jombang

Gono Dwi Santoso - 26 June 2023 | 19:06 - Dibaca 1.00k kali
Kesehatan Tekan Stunting, Beginilah Langkah Dinsos Jombang
Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) oleh Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) Dinsos Kabupaten Jombang. (Foto: Gono Dwi Santoso/suaraindonesia.co.id).

JOMBANG, Suaraindonesia.co.id -Upaya menekan angka stunting yang menjadi program nasional terus dilakukan Dinas Sosial Kabupaten Jombang.

Seperti yang dilakukan petugas Program Keluarga Harapan (PKH) Dinsos Jombang, para petugas melakukan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) di 302 desa dan 4 kelurahan.

Kepala Dinsos Kabupaten Jombang, Hari Purnomo melalui Kabid Linjamsos, Albarian Risto Gunarto menyampaikan, penguatan P2K2 sebagai dukungan Pemda Kabupaten Jombang untuk memperkuat dan penajaman Program PKH.

Sesuai hasil Rapat Tingkat Menteri (RTM) pada tanggal 17 Desember 2019 dan Pedoman Umum Program Sembako Tahun 2020, transformasi program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) menjadi Program Sembako.

Selain itu jenis bahan pangan yang dapat dibelanjakan selain beras dan telur sebagai sumber karbohidrat, protein nabati, protein hewani, vitamin dan mineral yang bertujuan untuk memenuhi keseimbangan gizi dalam rangka penurunan dan pencegahan stunting di Indonesia

Dinas Sosial Kabupaten Jombang di antaranya melaksanakan ‘Capacity Building’ pada Sumber Daya Manusia (SDM) PKH Jombang mengenai pencegahan dan penanganan stunting dengan menghadirkan Koordinator Regional Jawa PKH dan Koordinator PKH Jatim 4.

“Tingkat efektifitas pemeriksaan ibu hamil ke fasilitas kesehatan mengalami peningkatan 15 persen setelah diberikan materi tentang kesehatan dan gizi pendamping PKH dalam melakukan P2K2, bersinergi dengan bidan desa dan Puskesmas setempat serta bersinergi dengan pemerintah desa," terangnya kepada suaraindonesia.co.id, Senin (26/06/2023).

Risto menambahkan, pendamping dan koordinator kabupaten melakukan evaluasi terkait pelaksanaan P2K2 dan selanjutnya melaporkan kepada Dinas Sosial Kabupaten Jombang dan Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur.

Terkait pencegahan dan penanganan stunting, SDM Kemensos mempunyai peran sebagai pendidik, fasilitator, penyuluh sosial, dan mobilisator.

“Kegiatan dilakukan melalui pemberian informasi, sosialisasi, memfasilitasi dan menggerakkan keluarga serta masyarakat agar mendukung pemenuhan kebutuhan, peningkatan kesadaran, dan membangun komitmen untuk perubahan perilaku melalui P2K2 bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM),” urainya.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia di bawah 5 tahun (Balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (1.000 HPK).

Periode 1000 HPK merupakan periode pertumbuhan dari janin hingga anak berusia 24 bulan.

Penyebab stunting bersifat multidimensional, tidak hanya kemiskinan dan akses pangan tetapi juga pola asuh dan pemberian makan pada Balita.

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan sebanyak 30,8 persen Balita mengalami stunting. Walaupun pada tahun 2019 prevalensi stunting turun menjadi 27,7 persen (SSGB, 2019), angka tersebut masih jauh dari target nasional sebesar 14 persen pada tahun 2024.

Kasus stunting terjadi hampir di seluruh wilayah di Indonesia dan di seluruh kelompok sosial ekonomi. Oleh karena itu, pencegahan dan penanganan stunting menjadi salah satu prioritas pembangunan nasional.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Gono Dwi Santoso
Editor : Lutfi Hidayat

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV