JEMBER, Suaraindonesia.co.id – Anggota Komisi D DPRD Jember Edi Cahyo Purnomo menyebut bahwa Bupati Jember H.Hendy Siswanto tidak serius memperhatikan nasib honorer.
Bukan tanpa alasan, ribuan honorer khususnya tenaga kesehatan sampai saat ini bernasib miris dan masih belum ada kejelasan.
“Tenaga dan keberadaan mereka diakui, tetapi status mereka belum diakui. Ini memprihatinkan,” terangnya, Senin (14/08/2023).
Legislator ini pun menyayangkan, atas janji Bupati Jember yang pernah muncul di media massa menyatakan siap mengeluarkan SK Bupati kepada tenaga kesehatan sampai saat ini belum ada.
“Itu kan terkesan hanya kepentingan dan sahwat politik Bupati saja. Sementara, kepentingan honorer nakes sendiri belum bisa diwujudkan. Bupati tidak serius,” lantangnya.
Kejadian jumlah formasi honorer tenaga kesehatan yang tidak pernah mendapatkan sama sekali alias zonk dan tahun 2023 hanya mendapat 82 harusnya menjadi pelajaran.
“Ini karena Pemkab Jember kurang serius. Hari ini, harusnya sudah melakukan pendataan dan pemetaan, agar 2024 kuota nakes bertambah. Bukan malah santai begitu,” sesalnya.
Tidak hanya itu, diakui Ipung, di dalam tenaga kesehatan itu juga ada tenaga administrasi yang perannya juga tidak kalah penting.
“Keberadaan mereka juga tidak jelas, hanya surat penugasan bukan SK. Mau tidak mau, kami mencarikan solusi sendiri tanpa Bupati. Mereka, kita kuliahkan gratis strata satu sesuai bidangnya,” bebernya.
Sementara Ratih Diah, Aktivis Aliansi Perjuangan Honorer Independen (APHI) menilai, Bupati Jember menjanjikan SK Bupati kepada honorer nakes, terkesan hanya memberi pemanis.
"Manis di depan media, sementara pelaksanaanya belum juga diwujudkan. Honorer ini pahlawan, jangan terkesan diabaikan dan seperti anak kecil yang hanya dijanjikan manisan,,” sergahnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Tamara Festiyanti |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi