SUARA INDONESIA, JOMBANG- Setelah satu balita meninggal karena positif DBD, Pemerintah Desa Betek, Kecamatan Mojoagung, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, melakukan fogging untuk mengantisipasi terjadinya kasus susulan, Minggu (25/02/2024).
Kepala Desa Betek M Faruq mengatakan, sejauh ini belum ada lagi kasus DBD di desanya. Meski demikian, pihaknya tetap melakukan pencegahan dengan melakukan fogging sejak Kamis 22 Februari hingga Sabtu 24 Februari kemarin.
Fogging dilakukan untuk seluruh Desa Betek, tidak hanya di dusun sekitar balita yang meninggal yaitu Dusun Betek Selatan. ”Sejauh ini kami belum menerima laporan dari masyarakat jika ada yang demam atau DBD,” ujarnya.
“Dinas Kesehatan melalui Puskesmas Gambiran juga sudah melakukan peninjauan, termasuk melakukan fogging dan memberikan sosialisasi PSN (pemberantasan sarang nyamuk) sebagai pencegahan penyebaran nyamuk yang paling efektif," imbuhnya.
Terpisah, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes Jombang, Syaiful Anwar mengungkapkan, fogging belum cukup efektif untuk mencegah persebaran nyamuk di lingkungan.
Cara yang efektif, menurutnya, adalah pemberantasan sarang nyamuk dengan menguras penampungan air minimal seminggu sekali. Juga menutup tempat penampungan air bersih, serta mengubur benda yang bisa menampung air atau 3M. “Tindakan 3M itu paling efektif dilakukan untuk membasmi sarang nyamuk,” paparnya.
Saiful menuturkan, nyamuk Aedes aygepty hanya bisa terbang dengan radius 100 meter dan umur nyamuk tiga minggu. Biasanya, jentik nyamuk bisa tumbuh di dalam air yang menggenang.
Pemberantasan sarang nyamuk bisa dimulai dari keluarga, sedangkan di sekolah bisa dilakukan dengan pembentukan juru pemantau jentik (jumantik) untuk memantau persebaran nyamuk di sekolah.
”Kalau ada yang mengajukan fogging tetap kami fasilitasi. Tapi fogging bukan salah satu cara yang efektif untuk memberantas sarang nyamuk,” pungkasnya. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Gono Dwi Santoso |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi