SUARAINDONESIA, SAMPANG - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah Kabupaten Sampang, Jawa Timur, mendapat perhatian serius dari jajaran Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes KB) Sampang. Karena pada triwulan pertama 2024, angkanya meningkat mencapai 133 kasus.
Selain upaya pemerintah, warga juga diminta turut mencegah dengan menjaga kebersihan lingkungan. Salah satunya melalui gerakan 4M Plus. Yaitu menguras, menutup, memanfaatkan, dan memantau.
Kepala Puskesmas Kecamatan Sreseh, Sampang, dr Andita Savitri Aulani mengatakan, dari data yang diterima oleh puskesmas, wilayahnya angka kasus DBD di wilayahnya tercatat 12 kasus. "Tapi kami sudah melakukan pengobatan dan sudah sembuh. Dan tidak ada yang meninggal," tuturnya, Kamis (24/02/2024).
Sementara ini, pihaknya telah melakukan sosialisasi 4M Plus tentang DBD untuk di wilayah Kecamatan Sreseh. Sosialisasi itu dilakukan di setiap desa dengan mengajak lintas sektor. Termasuk ke sekolah-sekolah yang ada di kecamatan setempat.
Dia menjabarkan, 4M Plus itu adalah menguras saluran air yang selalu tergenang air, menutup rapat-rapat bak atau saluran air, memanfaatkan kembali sampah untuk didaur ulang, serta memantau wadah saluran air.
"Karena untuk melawan DBD itu kita harus melakukannya secara bersama-sama dan kesadaran diri. Makanya, kita mengajak semua stakeholder dan masyarakat yang ada di Kecamatan Sreseh," jelasnya.
Sementara ini, dari catatan kasus DBD di semua wilayah Sampang, Kecamatan Sreseh menempati posisi ketiga dari 14 kecamatan yang ada. Sedangkan di internal Kecamatan Sreseh, Desa Labuhan menempati posisi tertinggi dari 12 desa.
Ia menyampaikan, pada kegiatan sosialisasi itu, petugas juga menempelkan stiker nyamuk dan Abatisasi, serta kartu jumantik. Kartu ini akan menjadi alat untuk memonitoring demi mencegah penyebaran DBD di desa.
"Walau tidak setiap desa terjangkit DBD, tapi kami telah melakukan sosialisasi 4M Plus di desa tersebut,” paparnya. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Hoirur Rosikin |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi