BONDOWOSO - Puluhan pemuda mengenakan baju hitam melakukan penggalangan dana di sebelah selatan Alun-alun Bondowoso, beberapa hari yang lalu sempat diterbitkan.
Penertiban itu dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Bondowoso, disinyalir karena sebuah kesalah pahaman. Namun setelah penertiban beberapa hari itu kini sudah terjawab, bahwa mereka melakukan penggalangan dana untuk menyantuni anak yatim.
Tidak kurang dari 100 orang anak yatim telah menerima santunan dari organisasi pemuda Sedulur Pati di Balai Desa/Kecamatan Tlogosari, Bondowoso, Kamis (21/04/2022).
Sebelumnya, Sedulur pati Jember Pusat sudah melakukan hal yang sama dengan menyantuni sebanyak 300 orang anak yatim dengan dihadiri langsung oleh orang nomor satu di Jawa Timur yakni Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim.
Ahmad Khoiri, Salah seorang tokoh pemuda pendiri organisasi Sedulur Pati mengatakan, bahwa kegiatan santunan anak yatim itu merupakan program kegiatan wajib setiap tahun.
" Menyantuni anak yatim ini merupakan agenda wajib bagi organisasi Sedulur Pati, sebab kegiatan itu sudah dilakukan bertahun-tahun sejak organisasi ini didirikan," kata Khoiri pada media.
Lebih lanjut, Khoiri mengatakan, sebelum melaksanakan santunan anak yatim biasanya mereka anggota Sedulur Pati turun ke jalan melakukan penggalangan dana di tempat-tempat jalan strategis. Seperti, di perempatan, kawasan lampu merah, dan di alun-alun kota di tingkat kabupaten/kota yang di sana juga ada organisasi Sedulur Pati.
“Setiap tahun kita memang rutin mengagendakan kegiatan santunan anak yatim ini untuk membantu masyarakat yang membutuhkan,” ujar Ahmad Khoiri Pendiri Komunitas Sedulur Pati.
Khoir mengaku sempat membaca berita, bahwa sebelumnya aksi penggalangan dana yang dilakukan oleh Sedulur Pati sempat dihentikan oleh Satpol PP Bondowoso karena dinilai tidak memiliki izin.
Padahal, lanjut Khoiri, biasanya anggota Sedulur Pati sebelum turun ke jalan melakukan penggalangan dana pasti terlebih dahulu melakukan pemberitahuan lewat surat izin kepada pihak Kepolisian.
" Tapi kami sangat memaklumi, sebab di setiap kabupaten kota itu tidak sama aturannya. Kalau di kabupaten lain, seperti di Lumajang, Jember, di Madura, itu hanya cukup pemberitahuan pada pihak kepolisian," jelasnya.
Di lain pihak , Hendrik Feri Camat Tlogosari menyatakan, bahwa penertiban itu hanya sebuah kesalahpahaman antara petugas dan Sedulur Pati. Namun meski ditertibkan saat ini Sedulur Pati membuktikan, mereka berhasil menggelar santunan pada anak yatim dan sangat bermanfaat untuk anak yatim di Bondowoso.
“Saya rasa itu hanya kesalahpahaman antara petugas dan adik-adik ya," kata Feri.
Pihaknya berharap agenda ini bisa terus berjalan dan membantu permasalahan sosial di tengah-tengah masyarakat.
“ Saya juga sangat mengapresiasi terhadap semangat pemuda untuk terus peduli terhadap permasalahan sosial yang terjadi. Dengan acara seperti ini, apalagi acara ini rutin diselenggarakan setiap tahunnya, pasti sangat membantu sekali pada orang lemah, utamanya pada anak yatim,” pungkasnya.
pantauan media, turut hadir dalam acara tersebut Danramil Tlogosari, Kepala Polsek Tlogosari, Camat Tlogosari Hendrik Feri, Mubaligh KH. Anwar Syafi’i, dan pendiri komunitas Sedulur Pati Ahmad Khoiri.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Bahrullah |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi