BONDOWOSO - Cyber Media PC GP Ansor Bondowoso menghimbau agar masyarakat berhati-hati menerima informasi tentang penculikan anak.
Sebab, belakangan ini banyak beredar informasi hoax penculikan anak.
Semenjak kepolisian mengungkap kasus penculikan anak mendapatkan apresiasi dan tanggapan positif dari masyarakat.
Namun di lain pihak, di media sosial akhir-akhir ini marak berseliweran informasi hoax, baik di Titok, Facebook, dan grup-grup Whatsapp.
Hal itu diungkapkan oleh Hairul Umam Ketua Cyber Media PC GP Ansor Bondowoso pada suaraIndonesia.co.id, Rabu (1/2/2023).
Kata Umam, sebagai orang tua anak tetap harus waspada pada modus kejahatan eksploitasi penculikan anak. Namun tetap harus berhati-hati menerima informasi yang sumbernya belum jelas, baik berupa berita, video dan narasi tentang penculikan anak.
"Setidaknya ketika menerima informasi berita tentang penculikan anak harus di kroscek dulu kebenaranya, jangan langsung disebarkan, baik ke media sosial, ke status platform media sosial pribadi dan maupun pada orang lain," ujarnya.
Lebih lanjut, Umam mengatakan, seiring dengan berkembangnya teknologi informasi semakin pesat, orang menjadi semakin mudah mencari segala macam informasi dan berita.
"Namun di saat yang sama, berita bohong atau hoaks juga dapat menyebar ke khalayak ramai dengan kemudahan dan kecepatan yang sama," imbuhnya.
Seharusnya, kata Umam, setiap menerima informasi juga harus dibarengi dengan kuatnya menyaring dan mengecek fakta dari informasi yang beredar atau fact checking.
"Informasi tentang penculikan anak yang sudah tersebar saat ini, berupa video, tulisan dan gambar koran. Pelakunya sudah diburu oleh pihak kepolisian," ujarnya.
Ketua Cyber Media PC GP Ansor ini memberikan tips cara mengecek informasi itu bohong (Hoax) atau benar dengan cara :
Pertama, cari tahu sumbernya lebih lanjut. Jika Anda menemukan artikel atau cerita mengejutkan dari situs web yang sama sekali belum pernah Anda dengar, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah mengecek apakah sumbernya itu valid.
Pengguna bisa menggunakan tools dari mesin pencari Google untuk mencari informasi lebih lanjut tentang suatu situs dengan meminta Google menghapus hasil penelusuran dari domain tersebut.
Dua, Cek apakah gambar digunakan dalam konteks yang benar
Kata pepatah, satu gambar bisa bermakna 1.000 kata. Namun, gambar juga bisa diambil di luar konteks atau diedit untuk menyesatkan orang yang melihatnya.
Mesin pencari Google memiliki alat untuk menelusuri gambar lebih lanjut, untuk mencari apakah gambar tersebut pernah digunakan sebelumnya, dan dalam konteks apa. Sehingga dapat diketahui jika makna gambar tersebut telah diubah dari aslinya atau tidak.
Tiga, Lihat liputan berita. Jangan terpaku hanya pada satu sumber. Lihat bagaimana dan apakah situs berita lainnya juga mewartakan peristiwa yang sama sehingga Anda bisa mengetahui gambaran besar dari peristiwa tersebut.
Empat, Tanyakan pada pengecek fakta. Pengecek fakta mungkin sudah pernah membahas cerita aneh yang Anda dapatkan dari orang lain atau grup chat, sehingga Anda bisa tahu kebenarannya.
Coba periksa topik mencurigakan di Fact Check Explorer yang mengumpulkan lebih dari 100 ribu verifikasi informasi dari penerbit berita kredibel di seluruh dunia, atau cekfakta.com yang merupakan kolaborasi 24 redaksi berita Indonesia yang dibentuk pada 2018.
Lima, Gunakan Google Maps, Earth, atau Street View untuk verifikasi lokasi. Cerita bohong tentang peristiwa yang terjadi di tempat yang jauh dapat cepat menyebar karena kurangnya pemahaman kita tentang lokasinya.
"Jika Anda ingin tahu apakah sebuah foto benar-benar diambil dari lokasi yang diklaim, coba periksa di Google Earth atau melihat Street View lokasinya di Google Maps," imbuhnya.
Sementara untuk cara mengecek berita itu benar atau hoax bisa masuk ke wab resmi kominfo
https://www.kominfo.go.id/content/detail/9370/langkah-ampuh-mendeteksi-berita-hoax-1/0/sorotan_media
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Muhammad Nurul Yaqin |
Editor | : Bahrullah |
Komentar & Reaksi