TUBAN - Penyiapan sumber daya manusia (SDM) yang unggul dan berkualitas untuk mendukung dunia kerja menjadi pekerjaan rumah bersama. Untuk itu, Pengurus Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Tuban bersama Kadin Jatim menggelar Pelatihan Pelatih Tempat Kerja Internasional Versi Dasar (AdA-IB).
Kegiatan yang dihadiri Ketua Kadin Jatim Adik Dwi Putranto, Kepala Disnakerin Tuban Sugeng Purnomo, dan IHK Trier Kadin Jerman Andreas Gosche, tersebut digelar di Gedung Paripurna DPRD Tuban, Senin (22/5/2023).
Sebagai tindak lanjut Peraturan Presiden Nomor 68 tahun 2022 tentang Revitalisasi Pendidikan Vokasi dan Pelatihan Vokasi, peran semua pihak stakeholder dalam penyelenggaraan Pendidikan Vokasi Industri berbasis kompetensi dan atau Pelatihan Industri Berbasis Kompetensi di daerah perlu terus ditingkatkan.
Ketua Kadin Tuban Mukaffi Makki menyampaikan, pelatihan pelatih tidak hanya bersifat jangka pendek. Melainkan, harus bersifat jangka Panjang. Hal ini demi menyiapkan SDM yang mampu bersaing di dunia kerja.
Menurut Mukaffi, perkembangan revolusi Industri 4.0 transisi yang menuju Revolusi Industri 5.0, sangat dibutuhkan SDM kompeten dan terampil untuk memenuhi Dunia Usaha, Dunia Industri Kerja (DIDUKA).
"Salah satu upaya untuk menyiapkan SDM yang kompeten dan kompetitif. Yang pada akhirnya mampu memberikan manfaat semua pihak terutama industri atau perusahaan dan tenaga kerja," kata Gus Kaffi sapaan akrabnya.
Gus Kaffi menjelaskan, pendidikan dan pelatihan vokasi tidak bisa terlepas dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan, Praktek Kerja Industri serta Pemagangan yang dalam pelaksanaannya diperlukan Pelatih Tempat Kerja (In-Company Trainer) di perusahaan yang mampu menyiapkan, merencanakan, melaksanakan dan menyelesaikan pelatihan vokasi secara mandiri dan terencana di perusahaan.
“Pelatihan ini sangat penting, bagaimana memberikan manfaat banyak. Ini adalah bentuk implementasi dari peraturan presiden nomor 28 tahun 2022. Jadi seluruh peserta harus mengikuti kegiatan ini secara serius. Oleh sebab itu, pengurus Kadin Tuban siap bersinergi dengan pemerintah daerah,” jelasanya.
Sementara itu, Ketua Kadin Jatim Adik Dwi Putranto menambahkan, pelatihan ini untuk membuka ruang belajar secara sama-sama. Tujuan pelatihan yang kita lakukan ini adalah untuk melatih calon karyawan dunia industri. Ini untuk menyiapkan SDM dunia kerja. Sehingga ada kesamaan.
“Nanti arahnya, akan ada rumah vokasi, dan rumah vokasi itu terdapat konsultan vokasi. Oleh sebab itu, pelatihan ini terus kita lakukan. Dan ini sudah berlangsung 22 kali. Selain itu, Tuban merupakan daerah yang sangat strategis. Karena banyak industri berdiri,” kata Adik.
Adik juga menyinggung, bahwa revitalisasi sekolah vokasi ini untuk membangkitkan kembali dunia kerja lebih berkualitas. Rumah Vokasi bagian kecil. Masih ada tahapan-tahapan selanjutnya.
“Kami dari Kadin jawa Timur akan support apa yang dibutuhkan oleh Kadin Tuban. Baik dari mentor dan lain-lain. Oleh sebab itu para peserta harus lulus, master trainer. Tahapanya harus lulus pelatihan (Ada-IB). Yang perlu diketahui peserta, uji kopetensi dan sertifikatnya dari IHK Trier dari Jerman dan BNSP. Jadi harus ikut sampai selesai,” pungkasnya.
IHK Trier Kadin Jerman Andreas Gosche mengajak bersama-sama membantu pemerintah untuk menyiapkan SDM secara besar-besaran. Karena Tuban akan menjadi kota besar.
Pendidikan harus menghasilkan, lanjut Andreas, output yang jelas, tidak hanya jiplakan atau foto copy saja. Karena hal itu tidak akan menyelesaikan masalah. Dan program sekolah vokasi ini sudah dimulai oleh indonesia sejak November 2015.
“Mari kita ingat, pada tahun 2014 pernah disampaikan oleh presiden Jokowi, Indonesia ingin menerapkan pendidikan vokasi. Ini bertujuan untuk menyiapkan SDM dan profesional dunia kerja. Oleh sebab itu, kami akan buka manfaat pelatihan ini. Agar dapat mencetak generasi yang berkualitas dan siap dalam dunia kerja,” terang Andreas.
Ditempat yang sama Kepala Disnakerin Sugeng Purnomo menuturkan, banyak istilah koordinasi yang sulit untuk dikolaborasikan. Namun, Kadin Tuban di bawah kepemimpinan Gus Kaffi, mampu berjalan sangat baik.
Buktinya, mampu kerjasama dengan trainer berkelas dari Jerman. Ini sangat luar biasa.
“Kita harus mampu bergerak dan unggul untuk menyiapkan SDM. Bayangkan saja, berapa angkatan kerja setiap tahun. Dan bidang apa saja. Tapi, jika SDM generasi Tuban kurang baik. Bagaimana kita bisa bersaing,” tutur Sugeng.
Sugeng menambahkan, Sedangkan Disnakerin anggarannya cukup terbatas. Lah, dari sini, menjadi tanggung jawab bersama. Kemudian yang paling penting, menyiapkan pelatihan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Karena ada peluang yang harus kita tangkap bersama di Tuban.
“Harapan kita, semoga pelatihan ini membawa kemanfaatan yang baik. Ini untuk menyongsong masa depan anak muda Tuban. Untuk Tuban yang lebih maju dan mampu mensejahterakan masyarakat. Karena jika kita ukur, kemiskinan Tuban masih cukup tinggi. Walaupun perusahaan banyak. Artinya, ada sesutau yang kurang tepat. Sehingga pemerintah dan organisasi profesi harus bersinergi,” punkasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Irqam |
Editor | : Lutfi Hidayat |
Komentar & Reaksi