SUARA INDONESIA

Legenda Ampo dari Tuban

Redaksi - 15 July 2023 | 16:07 - Dibaca 3.55k kali
Kuliner Legenda Ampo dari Tuban
Rasimah (65), dikediamannya Dusun Trowulan, Desa Bektiharjo, Kecamatan Semanding, Tuban tengah memproduksi camilan Ampo dari bahan tanah liat, (Foto: Irqam/suaraindonesia.co.id).

TUBAN, Suaraindonesia.co.id - Ampo telah sekian lama hadir di tengah masyarakat di Kabupaten Tuban. Camilan berbentuk astor ini dibuat dari bahan baku tanah liat. Makanan ringan yang sudah ada sejak penjajahan Belanda ini bertahan hingga kini.

Rasimah, warga Dusun Trowulan, Desa Bektiharjo, Kecamatan Semanding, Tuban ini tetap mempertahankan makanan ringan tradisional yang melegenda.

Camilan dari tanah liat ini paling enak disajikan dengan minuman panas maupun hangat, seperti kopi atau teh.

Sehingga Ampo masih diburu masyarakat Tuban maupun luar Tuban. Bahkan, nenek 65 tahun itu diketahui juga generasi ke empat dari keluarganya yang melakukan produksi Ampo. 

"Dari mbah-mbah saya dulu sudah membuat ampo, saya generasi ke empat," kata Rasimah sambil mencetak Ampo, Sabtu (15/07/2023).

Rasimah menjelaskan, setiap hari dirinya yang bantu anaknya mampu produksi Ampo 20 kilogram. Ia menyebut, anaknya bertugas mengambil tanah liat pilihan dari sawah.

Menurutnya, tanah liat itu harus memiliki tekstur lembut dan tidak begitu banyak bebatuannya. Tak mudah, banyak kendala yang dihadapi ketika musim hujan.

Sebab, pada musim penghujan, tanah yang disewanya penuh dengan air sehingga tidak bisa dibuat untuk produksi ampo.

"Kalau kendala biasanya musim penghujan, karena tanahnya basah," ujarnya.

Adapun pemasaran Ampo, disetor ke toko yang berada di Pasar Baru Tuban. Selain itu, saat ini Ampo juga sudah dipasarkan secara online.

"Kalau dari sini, per kilogramnya ampo dijual Rp 10 ribu mas," ungkap Rasimah.

Rasimah menambahkan untuk produksi Ampo ada beberapa langkah untuk bisa dikonsumsi. Diantaranya, tanah liat pilihan yang diambil diberi air, kemudian dibentuk kotak dengan cara dipukul-pukul menggunakan kayu.

Kemudian, bahan dicetak kecil-kecil seperti jajanan astor, selanjutnya langsung dipanggang diatas tungku. Setelah sekitar satu jam dipanggang, ampo siap diangkat dan dihidangkan bersama kopi maupun teh.

"Dulu Ampo ini camilan sebagai pengganti dari rokok dan konon mengandung kasiat bisa untuk menurunkan panas badan," pungkasnya.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Redaksi
Editor : Irqam

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya