SUARA INDONESIA

Ibu Kandung Berubah Pikiran, Jasad Bocah Tewas Gantung Diri di Banyuwangi Tak Jadi Diautopsi

Muhammad Nurul Yaqin - 23 January 2024 | 15:01 - Dibaca 810 kali
News Ibu Kandung Berubah Pikiran, Jasad Bocah Tewas Gantung Diri di Banyuwangi Tak Jadi Diautopsi
Keluarga korban sedang menunggu di depan ruang perawatan jenazah RSUD Blambangan, Banyuwangi, Selasa (23/1/2024). (Foto: Muhammad Nurul Yaqin/Suara Indonesia)

SUARA INDONESIA, BANYUWANGI - Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan menginspirasi siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.

Jasad EF, bocah laki-laki berusia 11 tahun di Wongsorejo, Banyuwangi, yang ditemukan tewas gantung diri di kandang sapi, gagal diautopsi.

Jenazah pelajar yang masih duduk di bangku kelas 5 MI ini tak jadi diautopsi, karena ibu kandung korban berubah pikiran.

Orang tua kandung sudah ikhlas atas meninggalnya EF, sehingga keputusan akhir tidak menghendaki adanya autopsi.

“Orang tua kandung memang setuju sebelumnya, mungkin melihat jenazah anaknya, terus berubah pikiran dan menolak dilakukan autopsi,” beber Kepala Instalasi Kamar Jenazah RSUD Blambangan, dr. Solakhudin, Selasa (23/1/2024).

Solakhudin mengaku juga telah berkoordinasi dengan penyidik kepolisian atas peristiwa ini bahwa proses autopsi tidak dilanjut.

“Sudah saya informasikan ke penyidik, harus ada surat pernyataan dan segala macam,” tuturnya.

Alhasil, RSUD Blambangan tidak bisa memberikan kesimpulan penyebab kematian korban. Apakah murni gantung diri atau ada penyebab lain.

“Sedangkan secara pemeriksaan luar, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada jenazah korban. Hanya ada bekas jeratan tali di leher, itu aja,” terangnya.

Semetara Kasatreskrim Polresta Banyuwangi Kompol Andrew Vega juga membenarkan jika orang tua kandung korban tiba-tiba menolak dilakukan autopsi.

“Alasannya, karena ibu kandung merasa kasihan. Sebelum mendapat berita duka, ia belum melihat kondisi jenazah anaknya,” kata Vega.

Diketahui, selama ini korban tinggal dan jadi anak angkat dari pasangan Moh Anshori dan Misrihati sejak usia 2 tahun.

Sementara orang tua kandungnya berdomisili di Surabaya. Saat insiden terjadi, sang ibu berada di Ponorogo. Ia tiba di Banyuwangi pagi tadi. 

“Jenazah korban sudah kami serahkan ke pihak keluarga untuk selanjutnya bisa dimakamkan,” kata Vega.

Kendati demikian, kasus kematian EF terus didalami kepolisian untuk mengetahui penyebabnya. Vega mengaku akan melibatkan Dinas Sosial, Bapas, hingga psikolog forensik.

“Kemungkinan murni bunuh diri, kemungkinan lain-lain masih terus kita dalami,” tegasnya.

Sebelumnya diberitakan, bocah 11 tahun berinisial EF, warga Kecamatan Wongsorejo, Banyuwangi, mengakhiri hidup dengan cara gantung diri.

Pelajar laki-laki yang masih duduk di bangku kelas 5 MI ini ditemukan tewas tergantung di sebuah kandang sapi, Senin (22/1/2024), pukul 08.00 WIB.

Korban pertama kali ditemukan paman yang sekaligus jadi ayah angkat korban. Ayah angkat korban setiap hari memberikan pakan sapi di kandang.

Setiba di kandang, ia dikejutkan dengan EF sudah dalam posisi gantung diri. Saksi sontak teriak melihat apa yang ada di depannya. Bersamaan dengan itu, warga sekitar berdatangan dan membantu menurunkan korban.

Pascadievakuasi, korban langsung dibawa ke rumah duka. Kejadian ini diteruskan ke kepala desa setempat dan dilaporkan ke Polsek Wongsorejo. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Muhammad Nurul Yaqin
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV