SUARA INDONESIA

Terima Penghargaan, Ini Peran Lia Istifhama Mencerdaskan Kehidupan Bangsa dengan Literasi

Lukman Hadi - 14 July 2024 | 15:07 - Dibaca 1.32k kali
News Terima Penghargaan, Ini Peran Lia Istifhama Mencerdaskan Kehidupan Bangsa dengan Literasi
DPD RI terpilih Lia Istifhama bersama suaminya kompak memakai batik di acara Radar Surabaya Awards 2024. (Foto: Lukman/Suara Indonesia)

SUARA INDONESIA, SURABAYA - Berbicara pendidikan dan literasi, nama Lia Istifhama layak rasanya disematkan. DPD RI terpilih ini sangat konsisten dalam menggaungkan pemahaman literasi ke kaum perempuan maupun generasi muda.

Atas dedikasinya itu Lia menerima penghargaan sebagai "Tokoh Inspiratif Penggerak Literasi" di Radar Surabaya Awards, pada Jumat 12 Juli 2024 kemarin. Ini bukan pertama kali dirinya mendapat penghargaan. Melainkan banyak berbagai prestasi yang sudah Ning Lia raih.

"Alhamdulillah, saya sangat bersyukur atas capaian ini. Dengan harapan, bisa menjadi salah satu anak bangsa yang terus konsisten mencintai dan menjaga budaya membaca serta menulis apapun yang menjadi gagasan pribadi, untuk kemudian diniati sebagai karya edukasi untuk bangsa ini," ujar Ning Lia, Minggu (14/07/2024).

Menurut Ning Lia, perjuangan dan cintanya kepada literasi tak lepas termotivasi dari dua nama tokoh besar, yakni Imam Al-Baghdadi dan Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari.

"Imam al Baghdadi menyampaikan bahwa ‘Mengarang (membuat tulisan) dapat memperkuat hafalan dan mencerdaskan hati. Tulisan mengasah kecerdasan, memperindah ungkapan bahasa mendatangkan daya ingat yang baik, dan pahala yang banyak, serta nama pengarang akan kekal sepanjang masa," pungkasnya.

"Kemudian KH Hasyim Asy’ari, menyampaikan bahwa ‘Orang yang menorehkan tinta di atas kertas untuk menulis apa yang dia kehendaki, syair, cerita yang diperbolehkan atau apapun bentuknya tidak boleh ada yang menolak karyanya. Apalagi kalau ada yang menulis tentang ilmu syariah dan ilmu ilmu alat seperti Bahasa Arab yang jelas berguna, maka tentu semestinya tidak ditolak," tambahnya.

Ia mengatakan, buta aksara membuat manusia tidak bisa melihat kebenaran dan keindahan. Buta literasi membuat manusia tidak memiliki kemampuan untuk sejahtera.

"Maka setidaknya dari kedua pesan bijak beliau, kita distimulasi untuk terus memperkaya tulisan. Namun tulisan sendiri, tidak mungkin terbentuk jika kita enggan membaca. Oleh sebab itu, dunia literasi harus kita cintai," ungkap aktivis perempuan ini.

Sementara telah banyak karya tulisan dari buah pikir Ning Lia yang dimuat di berbagai media massa. Sebut saja 'Seni Berpolitik Secara Holistik', 'Penguatan Ilmu Anak Dalam Era Digitalisasi', 'Fondasi Spirit CINTA Dalam Pendidikan Anak', dan masih banyak lainnya.

Adapun beberapa karya buku yang dihasilkan Lia Istifhama, baik secara tunggal maupun kolektif dengan rekan-rekannya, di antaranya Before After Tsunami Aceh: Trilogi dan Tragedi, Resiliensi Korban Pelecehan Seksual: Sudut Pandang Sosial Dan Ekonomi Islam, Hikmah Ramadhan: Penelusuran Hadis, Beda Agama Hidup Rukun, Berkisah Tentang Hati, 2022, Pendidikan Dalam Pandangan Islam, Membingkai Pendidikan Bangsa, dan Pendidikan Islam dalam Guncangan Post Truth. (*)

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Lukman Hadi
Editor : Mahrus Sholih

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV