SUARA INDONESIA, SURABAYA – Perairan Pulau Gundul di Laut Jawa menjadi saksi uji ketangkasan para prajurit Komando Armada II (Koarmada II) yang tengah mengasah kemampuan mereka dalam Kompetisi Artileri. Selama tiga hari, latihan intensif ini tak hanya mengukur akurasi tembakan, tetapi juga memastikan kesiapan senjata kapal perang untuk misi-misi mendatang.
Beberapa kapal perang unggulan dilibatkan, di antaranya KRI Sultan Iskandar Muda-367, KRI I Gusti Ngurah Rai-332, dan KRI Frans Kaiseipo-368. Mereka ditantang untuk menembakkan meriam 76 mm dan 57 mm dengan parameter ketat: akurasi, kecepatan, dan disiplin prosedur.
Laksamana Muda TNI Ariantyo Condrowibowo, Pangkoarmada II, hadir mengawasi langsung jalannya kompetisi. Di sela-sela kegiatan, ia mengingatkan pentingnya latihan seperti ini untuk memastikan kesiapan prajurit menghadapi ancaman nyata. “Bukan hanya soal menang atau kalah, tapi bagaimana kita bisa mengukur sejauh mana kesiapan sistem persenjataan dan personel kita di medan sebenarnya,” ungkapnya.
Tuntutan Profesionalisme
Keterlibatan kapal perang dalam kompetisi ini tidak hanya soal unjuk gigi, tetapi juga bagian dari komitmen TNI AL dalam menjawab tantangan keamanan maritim. Dengan banyaknya wilayah perairan yang menjadi tanggung jawab, latihan seperti ini dianggap penting untuk menjaga kesiapan operasional.
Salah satu tantangan dalam latihan ini adalah memastikan semua aspek teknis berjalan mulus, mulai dari persiapan hingga pelaksanaan. Bahkan, sistem keselamatan menjadi perhatian utama. “Latihan ini adalah ruang untuk menemukan celah yang mungkin terlewat dalam kesiapan sehari-hari,” ujar salah satu perwira Koarmada II yang terlibat dalam penyelenggaraan.
Simbol Keunggulan
Kapal yang berhasil menunjukkan performa terbaiknya akan dianugerahi bendera “A” sebagai simbol prestasi, yang akan dikibarkan selama satu tahun. Namun, lebih dari sekadar penghargaan, latihan ini menjadi evaluasi nyata terhadap kesiapan operasional armada di lapangan.
Latihan ini juga sejalan dengan visi Kepala Staf Angkatan Laut, Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali, untuk membentuk prajurit yang tanggap dan terlatih dalam menghadapi ancaman masa depan.
Di tengah tantangan yang semakin kompleks, Koarmada II menunjukkan bahwa kesiapan adalah kunci utama. Dengan latihan semacam ini, mereka tak hanya menjaga tradisi, tetapi juga memastikan bahwa setiap kapal perang siap menjalankan tugasnya kapan pun dibutuhkan. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Dona Pramudya |
Editor | : Mahrus Sholih |
Komentar & Reaksi