TRENGGALEK - Serapan anggaran penanganan Covid-19 di Trenggalek masih terbilang cukup rendah, hingga sepertiga tahun ini masih tercatat sekitar 50 persen lebih.
Hal itu disampaikan Agus Cahyono selaku Wakil Ketua DPRD Trenggalek. Pihaknya mengatakan serapan anggaran untuk Covid-19 hingga saat ini masih terbilang rendah. Hingga sepertiga tahun ini masih tercatat pada angka 50 persen lebih.
"Jika dilihat hal tersebut malah bagus, karena bisa jadi silpa dan dapat digunakan tahun depan," ungkap Agus, Selasa (22/9/2020).
Lanjut Agus, anggaran tersebut memang termasuk belanja tidak terduga, jadi sulit untuk diprediksi. Ketika butuh ya dicairkan.
Sehingga, jika anggaran tidak habis dalam APBD induk dan perubahan tahun 2020 ini nantinya jadi silpa dan bisa jadi digunakan pada APBD di tahun 2021.
Disampaikan Agus untuk proses pembahasan pembahasan RAPBD Perubahan tahun 2020 kini sampai pada tahapan pembahasan pimpinan komisi dan badan anggaran bersama TAPD.
"Dalam pembahasannya, Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah tahun ini fokus pada penanganan dampak Covid-19 seperti pemulihan ekonomi," jelasnya.
Agus juga menerangkan, ada beberapa point yang menjadi catatan dari pimpinan komisi dalam rapat kerja bersama TAPD kemarin. Misal alokasi anggaran untuk tetap diadakannya Jampersal.
Mengingat, jaminan pembiayaan pelayanan persalinan tetap kami pertahankan, mengingat angka kematian ibu dan anak di Trenggalek masih cukup tinggi.
Selain itu upaya dalam hal pelayanan masyarakat yang dulunya belum mendapat BPJS dari pemerintah daerah bakal jadi prioritas.
Bahkan ada catatan yang disampaikan agar, OPD bisa memnunda pengajuan kendaraan dinas. Kare a untuk RAPBD Perubahan masih fokus pada pemulihan ekonomi masyarakat.
"Untuk kendaraan dinas harus sesuai tujuan, seperti pelayanan kepada masyarakat," pungkasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Imam Hairon |
Editor | : |
Komentar & Reaksi