KEEROM - Miris, proyek pembangunan MCK Komunal bersumber dana DAK tahun 2020 lalu ternyata meninggalkan sejumlah persoalan, khususnya di 10 kampung dari 14 kampung secara keseluruhan yang mendapatkan bantuan MCK di Kabupaten Keerom, Provinsi Papua.
Pasalnya pihak pelaksana kegiatan, KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) di 10 kampung mengeluhkan karena sisa pembayaran pembuatan MCK tersebut belum ada pelunasan, padahal pekerjaan telah mereka lakukan hingga rampung 100 persen.
Salah satu pekerja, Pujiono yang mengakui bahwa dirinya bersama rekannya dari KSM telah melaksanakan pembangunan MCK di Kampung Baburia pada akhir tahun 2020 lalu. Namun hingga saat ini pembayaran masih tersisa 50 persen dari kesepakatan.
"Benar kami telah mengerjakan MCK di Baburia, waktu itu kami dijanjikan akan mendapatkan ongkos kerja Rp 10 juta. Sebagai uang muka pekerjaan diberikan Rp. 5 juta, dan sisanya dijanjikan akan dibayarkan selesai pekerjaan. Tapi sampai saat ini kami belum menerima pelunasan yang sisa 50 persen itu,"ujarnya.
Hal serupa juga disampaikan oleh Hadi Purnomo, pasalnya sebanyak 24 buah batu grafir miliknya yang digunakan untuk papan nama MCK yang dibangun senilai Rp. 10.800.000,- yang seharusnya pembayaran sudah diterima saat pekerjaan selesai, namun kenyataannya belum ada pembayaran yang dilakukan pihak yang memesan hingga saat ini.
"Waktu itu mereka memesan sebanyak 24 pcs papan nama MCK untuk peresmian, totalnya Rp. 10 juta lebih, janjinya segera setelah selesai kerja, tapi sampai saat ini belum ada pembayaran. Kami mohon kepada pihak terkait untuk membayar ini, jangan hanya janji-janji saja. Karena ini usaha kecil, tolong jangan menyusahkan kami,"ujar Hadi.
Sementara itu, ketika hal ini dikonfirmasikan kepada Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman dan Pertanahan (Perkimtan) Kabupaten Keerom, Jufri Taweatubun, SE, MM sebagai OPD teknis yang bertanggungjawab atas kegiatan ini, mengakui adanya permasalahan yang dikeluhkan beberapa pihak tersebut.
"Memang benar ada permasalahan terkait pembayaran pekerjaan MCK Komunal yang dilaksanakan oleh KSM di Keerom. Dari 14 KSM di 14 kampung di Keerom, 4 kampung diantaranya sudah dibayarkan 100 persen sekitar seminggu yang lalu, sementara 10 kampung lainnya baru dibayarkan 50 persen, termasuk hak-hak fasilitator selama 4 bulan juga belum terbayarkan,"ujar Jufri.
Namun Jufri hal tersebut tidak ada unsur kesengajaan dari pihaknya, tapi pihak keuangan dalam hal ini (BPKAD) Keerom yang belum mencairkan dananya.
"Sementara dari kami menyangkut laporan selesainya pekerjaan dan syarat administrasi lainnya untuk pencairan telah kami serahkan ke pihak keuangan. Bahkan saya sampai bolak-balik menanyakan ini ke keuangan,"tegas Jufri.
Ia menjelaskan bahwa pekerjaan MCK Komunal di keerom terdiri dari beberapa sumber dana yang semuanya dari DAK tahun 2020. Dimana sebanyak 50 unit MCK bersumber dari DAK penugasan, sebanyak 18 unit MCK bersumber DAK regular dan 19 MCK DAK Afirmasi.
"Total keseluruhan sanitasi MCK yang dibangun sebanyak 87 unit dengan total dana sebesar Rp.9.086.641.000,- dan baru cair dari kasda sebanyak 50 persen. Saat ini kami masih mengusahakan agar segera dibayarkan oleh Kasda, agar KSM bisa tenang. Saya minta mereka bersabar, semoga ini segera bisa cair untuk hak mereka bisa dibayarkan,"tutupnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : |
Editor | : |
Komentar & Reaksi