BONDOWOSO - Menjelang pelaksanaan Konferensi Cabang (Konfercab) Nahdlatul Ulama (NU) Bondowoso yang tinggal menghitung hari. Nama KH Dr. Mas'ud Ali banter disebut-sebut akan maju sebagai salah satu calon Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bondowoso.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, KH Dr. Mas'ud Ali didorong oleh para masyayikh, mustasyar NU, dan alumni-alumni tua pondok pesanteren agar maju sebagai calon Ketua Tanfidziyah PCNU Bondowoso tahun 2021 ini.
Dikonfirmasi lewat sambungan selulernya, KH Dr. Mas'ud Ali membenarkan jika dirinya didorong dan didukung mustasyar NU, para alumni tua pondok pesantren agar maju sebagai calon ketua PCNU Bondowoso.
"Saya insyaallah akan maju sebagai calon Ketua Tanfidziyah PCNU Bondowoso atas nasihat dan perintah beberapa kiai pengasuh pondok pesanteren, masyayikh, dan mustasyar PCNU Bondowoso," kata KH Dr. Mas'ud Ali kepada media lewat sambungan selulernya, Rabu (24/3/2021).
Lebih lanjut, KH Mas'ud Ali mengaku, majunya sebagai ketua PCNU juga karena nasehat dan keinginan beberapa kiai Ponpes besar.
KH Mas'ud mengungkapkan, sudah melakukan silaturahmi ke beberapa pondok pesantren untuk meminta saran, doa dan masukan terkait apa yang harus dilakukan kedepannya di PCNU Bondowoso.
Dalam pelaksanaan konfercab kali ini kata KH Mas'ud, yang paling terpenting bagaimana NU Bondowoso menghasilkan rumusan-rumusan program-program yang menyentuh langsung terhadap kepentingan jam'iyah di tingkat bawah, baik di tatanan MWC NU Ranting NU dan Anak Ranting NU.
Dia menuturkan, NU ke depan harus fokus terhadap program-program yang direncanakan. Sebab NU lahir untuk menjawab persoalan-persoalan keumatan.
"Tentunya kepengurusan ke depan harus membangun kekuatan di internal dulu, karena tidak mungkin jika di internal kepengurusan tidak kuat, kemudian bisa mewujudkan program-program yang menjadi tujuan besar dari berdirinya NU," ujarnya.
Dia menerangkan, tantangan NU saat ini jika dipilah ada tigal hal. pertama tantangan perkembangan ideologi yang marak terjadi di masyarakat, kedua tantangan ekonomi, dan tantangan ketiga adalah pendidikan. NU ke depan harus bisa menjawab isu besar tersebut.
Dia menjelaskan, soal program pendidikan NU harus terus menggalakkan dan menjadi garda terdepan, sebab pendidikan berkaitan dengan masa depan anak-anak bangsa. Sementara, kader-kader muda NU harus terus didorong bagaimana bisa menangkap peluang-peluang yang terjadi di zaman kekinian ini.
Sebelum menangkap peluang-peluang yang ada kata dia, maka yang paling terpenting, NU harus mempersiapkan kader atau sumber daya manusia dengan segala potensinya yang dimiliki untuk siap bersaing di tengah-tengah perkembangan zaman.
Disisi lain, lanjut dia, NU melalui Pelatihan Kader Penggerak (PKP) harus pula mengembalikan pada kekuatan gresrut.
"Kekuatan NU bukan di politik, tapi kekuatan NU di gresrut, dan kekuatan NU bukan pada kekuasaan politik, tapi kekuatan NU ada di akar rumput itu sendiri," imbuhnya.
Pihaknya berharap, ke depan MWC NU, Ranting NU, dan Anak Ranting NU bagaimanapun harus melakukan penguatan-penguatan di internal kepengurusan dengan basis-basis yang ada di masyarakat, sebab hal itu merupakan jati diri NU.
Jadi NU menurutnya, harus kembali ke pada akar semula berdirinya Nahdlatul Ulama, yaitu kembali ke pesantren, dan kembali ke masyarakat.
Menurutnya, NU harus melakukan penguatan basis SDM melalui pesantren dan masyarakat. Namun yang paling terpenting, struktur harus kuat terlebih dahulu, karena tidak mungkin melakukan penguatan jika struktur tidak kuat.
"Konferensi kali ini harus terlaksana dengan baik. Jangan sampai pelaksanaan nanti ada pihak pihak yang mengintervensi demi kepentingan politik tertentu, sebab NU ini merupakan kepentingan Jam'iyah," ujarnya.
Disampaikanya, Konfercab tahun ini nampaknya akan lebih dinamis dari pelaksanaan konfercab tahun-tahun sebelumnya.
"Makanya soliditas itu penting di tubuh organisasi, kemudian tinggal merencanakan program-program apa saja yang dibutuhkan oleh masyarakat saat ini," sambungnya.
Diharapkannya, konferancab kali ini terlaksana dengan baik, tanpa ada intervensi kekuatan-kekuatan lain, sehingga berjalan secara natural.
"Kami berharap tetap aman-aman saja, NU tetap NU, tidak ada kekuatan lain yang menungganginya," pungkasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Bahrullah |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi