MULIA - Bupati Puncak Jaya Dr. Yuni Wonda resmikan Kompleks Ruko, Sentra UMKM dan Los Pasar Sentral Muara serta peresmian secara simbolis Kompleks Pasar Fawi, Pasar Dagai, dan Pasar Irimuli, yang bertempat di Pasar Muara, Kamis (04/11/2021).
Peresmian Pasar tersebut ditandai dengan, penandatanganan prasasti dan pengguntingan pita oleh Bupati Puncak Jaya didampingi Forkopimda dan Kepala Dinas Koperindag disaksikan Para Tamu Undangan yang hadir serta masyarakat.
Hadir dalam momen itu Wakil Ketua II DPRD Yoranius Wonda, Dandim 1714/PJ Letkol Inf. Rofi Irwansyah bersama Ketua Persit Ny. dr. Angky, Kapolres Puncak Jaya Kompol Ridwan, Hadir pula Sekda, Tumiran, disampingi Ketua DWP Hj. Manikem, dan Ketua Klasis GIDI Mulia Pdt.Telius Wonda.
Dalam laporan Kepala Dinas Koperindag, Ewonggen Kogoya, menyampaikan “Lewat pembangunan pasar rakyat agar tersedia sarana dan prasarana pasar yang memadai, guna mendongkrak pertumbuhan ekonomi sehingga melibatkan partisipasi masyarakat dan pelaku usaha guna menunjang roda perekonomian di Kabupaten Puncak Jaya.
Ia menyebutkan bahwa dalam peresmian itu ikut juga diresmikan Balai Penyuluh Pertanian di Muara dan Distrik Tingginambut Tahun 2018.
Kadin menyebutkan bahwa Pasar Sentral Muara ini adalah salah satu produk dari Otsus Papua yang mampu menjawab tantangan Kemandirian Orang Papua.
Kadin menyayangkan bahwa beberapa distrik yang seharusnya ikut dibangun di beberapa Distrik seperti Gurage dan Kalome tidak dapat terwujud karena perang suku beberapa waktu lalu sehingga pertimbangan itu terpaksa direlokasi di Distrik Muara.
Dirinya juga menambahkan bahwa kedepan pengaturan penyewaan Ruko dan Los dikhususkan untuk OAP terutama Mama-mama pedagang dengan Porsi 70% OAP. Hal ini dimaksudkan agar menjadi peluang besar bagi Masyarakat untuk berdagang sekaligus menimba ilmu dagang dsri saudara Nusantara.
Setelah melakukan Penandatanganan Prasasti dan Pengguntingan Pita, Bupati memberikan kesempatan kepada Wakil Ketua I DPRD Yoranius Wonda Kabupaten Puncak Jaya untuk membuka pertama kali ruko yang berada di Pasar Muara tersebut. Menurut Bupati bahwa harus ada kebersamaan dalam pembangunan.
“Sasaran otonomi khusus (Otsus) adalah infrastuktur, pendidikan, kesehatan, dan perekonomian, bangunan ini merupakan bagian dari otonomi khusus sehingga masyarakat tidak hanya menjadi penonton tetapi dapat menjadi masyarakat yang mandiri,” ucapnya.
Dirinya berharap besar ruko dan los akan diatur secara baik agar dapat memberdayakan Mama-mama Papua serta diharapkan memotong transportasi jika harus ke Pasar Sentral di Nagalo Muni dari Yamo atau Mewoluk. Pembeli di Kota Lama juga tidak harus jauh - jauh keatas jika hendak belanja ucapnya.
Selanjutnya Bupati Beserta rombongan memantau mama-mama yang sedang berjualan dipasar, masyarakat yang berada di lokasi pun sangat antusias dengan kehadiran orang nomor 1 di Kabupaten Puncak Jaya tersebut.
Sambil berkeliling dilokasi pedagang sayur, Bupati Yuni menyempatkan diri untuk berbincang dengan mama-mama yang berjualan dipasar dan membeli sayuran serta buah hasil kebun pasar tersebut. Tidak tanggung-tanggung Yuni Wonda menggelontorkan uang pribadi puluhan juta rupiah untuk memborong hasil bumi dan kerajinan tangan.
Dalam kesempatan yang sama salah satu pewakilan mama-mama menyampaikan terimakasih kepada Bupati Puncak Jaya karena telah memperhatikan masyarakat. Dirinya mengatakan seluruh pedagang mulai hari jumat besok dan sabtu mereka sudah ingin berjualan.
"Seluruh ASN saya imbau agar selain pasar diatas (Pasar Sentral) bisa mampir ke Pasar Muara sebagai alternatif belanja hasil bumi ke sini." Lanjut Bupati.
Setelah mengecek langsung, memang patut disadaei bahwa harga hasil bumi baik sayur maupun Buah diPasar Muara cukup murah berkisar 5-10 ribu rupiah dibanding Pasar induk.
Acara dilanjutkan Bakar batu diet Vegetarian ala Yuni Wonda di Lapangan Calon Kantor Distrik Muara. Ide Bakar batu sendiri digagas oleh Bupati Yuni Wonda. Menurutnya hal lebih sehat dibandingkan makan daging, baik Wam atau ayam yang biasanya dilakukan.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Mustakim Ali |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi