CIAMIS - Bupati Kabupaten Ciamis akui bahwa dalam waktu dekat akan segera melaksanakan Referendum untuk terwujudnya Kabupaten Ciamis menjadi Kabupaten Galuh.
Bahkan pergantian Kabupaten Ciamis menjadi Kabupaten Galuh tersebut juga menurut Bupati Ciamis Herdiat Sunarya telah didukung sebagian masyarakat.
Sebagian masyarakat Ciamis telah menyarankan agar Kabupaten Ciamis dirubah menjadi nama Kabupaten Galuh," ujar Herdiat Sunarya, saat menghadiri peringatan berdirinya Kerajaan Galuh yang ke-1.410 tahun (Mieling Ngadegna Galuh 1.410 taun) di Situs Peninggalan Galuh Karangkamulyan, Rabu (23/3/2022).
Menurutnya, setelah melakukan kajian mengenai perubahan nama Daerah, ada beberapa syarat yang harus ditempuh, salah satunya melalui referendum.
Meski rencana itu akan menelan anggaran yang tidak sedikit dan berdampak terhadap berbagai sektor, namun Herdiat mengaku bahwa hal itu tidak akan menjadi halangan untuk tetap memperjuangkan nama Ciamis menjadi Galuh.
"Tidak masalah jika nantinya mengeluarkan biaya yang cukup besar dan berdampak terhadap berbagai sektor di Kabupaten Ciamis, yang terpenting untuk kemajuan masyarakat," ungkap Herdiat.
Namun begitu, Herdiat juga mengakui bahwa pihaknya akan kembali mengkaji ulang, baik itu mulai dari perencanaan hingga pembiayaan terkait perubahan nama tersebut.
Rasa bangga dan hormat terhadap sejarah maupun leluhur Kerajaan Galuh, Herdiat juga telah mengintruksikan jajaran Pemkab Ciamis untuk memakai simbol kembang cakra (cakra rahayu kencana) yang menjadi simbol Kerajaan Galuh.
Hal itu kata Herdiat merupakan sebuah motivasi untuk kembali kepada masa kejayaan atau masa keemasan Kerajaan Galuh.
Galuh yang menjadi salah satu Kerajaan tertua di Nusantara dan mempunyai sejarah yang cukup panjang sejak abad ke VII itu merupakan suatu kebanggaan," tutur Herdiat.
Meski Kerajaan Galuh tidak meninggalkan sebuah harta karun, namun peninggalannya yang berupa situs dan budayanya hingga keseniannya merupakan harta yang tidak ternilai harganya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Bayu Untoro |
| Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi