SITUBONDO - Bupati Lira Situbondo menengarahi bahwa data terkini yang disampaikan kepada publik oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Situbondo terkait jumlah kasus kematian sapi akibat penyakit mulut dan kuku (PMK) tidak sesuai dengan fakta dilapangan alias data bodong.
Bupati Lira Situbondo, Didik Martono mengungkapkan bahwa data yang disajikan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Situbondo tidak sesuai dengan fakta yang ada di lapangan. Pada dasarnya data yang diolah oleh Disnakkan ditengarahi merupakan data yang berasal dari sumber yang tidak jelas, ungkap Didik Lira.
Menurutnya, setelah dirinya turun ke lapangan, banyak pengaduan dari masyarakat dan kami juga menemukan beberapa fakta di lapangan terkait adanya kematian ternak yang tidak tercatat di dinas peternakan dan Perikanan Situbondo.
Salah satunya yang terjadi di Desa Lubawang Kecamatan Banyuglugur, di desa tersebut sapi milik Nardi alamat Dusun Sekolahan RT. 01 /02 Desa Lubawang.
Selain itu kematian juga terjadi kepada sapi milik Pak Desi/Syamsul Dusun Sekolahan RT. 02/01 DesaLlubawang, selanjutnya kejadian tersebut juga terjadi kepada sapi milik Pak Hit Dusun Sekolahan RT. 03/01. Desa Lubawang.
Kejadian lainnya, juga terjadi di Desa Mlandingan Wetan Kecamatan Bungatan, di desa tersebut sapi yang mati dan belum terdata yaitu milik Abdurrahman /Nawara dan H. Surinab Kampung lLaangan RT. 01/01 Mlandingan Wetan.
“Saya katakan data itu tidak valid dan saya sangat meyakini data tersebut bodong. Saya sengaja bersama tim turun ke lapangan untuk membuktikan kebenaran data yang dikeluarkan oleh Disnakkan, ini datanya ada, videonya ada. "Tetapi setelah saya cek dan kita sandingkan dengan data dinas peternakan dan Perikanan Situbondo, ternyata perbandingannya sangat jauh,” jelas Didik Lira.
Menurutnya, data yang disampaikan Disnakkan Situbondo bahwa dari jumlah populasi sapi yang ada di Situbondo itu sebanyak 184.463 ekor, yang sudah di vaksin PMK sebanyak 8.898 ekor, sapi yang terdampar dan Mati akibat virus PMK sebanyak 6 ekor, jumlah Kasus sebanyak 3414, sakit sudah diobati sebanyak 3131 ekor, potong paksa 1 ekor, dan sudah sembuh sebanyak 276 ekor.
"Bisa dipastikan data yang disampaikan ke Provinsi dan Kementan Pertanian pasti data bodong," ucapnya.
Sementara itu, Anggota Komisi II DPRD Situbondo, Suprapto saat dikonfirmasi terkait data yang dikeluarkan Disnakkan, dengan tegas menyampaikan dalam waktu dekat akan memanggil Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Situbondo, terkait data bodong yang di buat.
"Karena dengan beredarnya data tersebut justru menimbulkan ke gaduhan di masyarakat peternak," jelasnya singkat.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Situbondo, Kholil saat dikonfirmasi lewat WhatsApp mengungkapkan atas ketidaknyamanan berbagai pihak, akibat data yang tidak valid.
"Mohon maaf atas ketidaknyamanan terkait data yang tidak valid, dan secepatnya akan kami perbaiki dengan melibatkan seluruh Kepala Desa, setelah itu baru kita rilis," tandasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Syamsuri |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi