JOMBANG - Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) komisi IV lakukan kunjungan kerja serta melihat langsung ketersediaan stok beras di wilayah Kabupaten Jombang, Jawa Timur , Kamis (02/02/2023).
Kunjungan pertama komisi IV DPR RI ini ke Penggilingan Padi milik Gapoktan Pojok Kulon, desa Pojok Kulon, Kecamatan Kesamben dan meninjau Penggilingan Padi, PT. Sinar Makmur Komoditas, Jalan Gatot Subroto, Jelakombo, Jombang.
Ditemui di sela-sela kunjungan,Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Anggia Irma Rini mengatakan kunjungan dewan kali ini ingin melihat kondisi langsung petani. Bagaimana produksi padi bisa mengangkat kesejahteraan petani.
"Kalau harga beras mahal petani harus bisa menikmati, itu yang harus dilihat kembali," ungkap Anggia selalu ketua tim kunjungan kepada media.
Anggia menjelaskan data temuan Dewan melalui kementrian. Data yang diperoleh oleh legislatif menunjukkan data di kementrian pertanian berbeda dengan data yang dikemukakan Bappenas.
"Mengenai stok beras menurut kementrian pertanian cukup, tapi ternyata menurut Bapenas kosong," jelas Anggia politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa .
Makanya kemudian kita mau lihat dalam kunjungan komisi ini mau lihat seperti apa sebenarnya di lapangan beras itu ada apa tidak. Kalau saya paling tidak setuju kalau beras diadakan melalui impor. "Kita rapat dengan Bapenas selama 6 bulan ini minus," terangnya.
Mengenai harga, Anggia berharap kepada Bulog untuk bisa menaikkan Harga Pokok Penjualan (HPP) agar bisa menyerap hasil produksi padi petani secara maksimal. Selama ini diketahui Bulog menetapkan HPP sebesar Rp 8.300.
"Enggak kuat lah enggak mampu untuk bisa ngangkat gitu akhirnya permintaannya juga turun akhirnya penggilingan yang punyanya Gapoktan ini terancam untuk tutup Oleh karena itu kita minta dinaikkan HPP nya," jelasnya.
Dikonfirmasi setelah kunjungan Hudi Ketua Gapoktan Pojok Kulon mengatakan bahwa produksi di tempat penggilingan padi Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Pojok Kulon menurun. Bahan padi di lapangan belum mulai masuk masa panen.
"Mungkin ini nanti sampai akhir Maret atau April baru mulai proses penggilingan saya mulai proses banyak lagi," ungkap Hudi.
Selama satu bulan, dari Januari 2023 terakhir memproduksi 83 ton. Kalau hitungan pertama hari ini rata-rata per hari berapa ton kita tinggal bagi aja satu bulan kemarin itu.
"Kondisi normal 200 sampai 250 ton perbulan.
Dirinya berharap kondisi ketika panen raya, harga padi tetap stabil dan dapat terserap oleh pasar.
Hudi menambahkan terkait adanya kunjungan dari komisi IV DPR RI ini harapan saya mengusulkan supaya itu kalau panen raya nanti hadir membeli panennya petani supaya bisa diserap," pungkasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Gono Dwi Santoso |
Editor | : Lukman Hadi |
Komentar & Reaksi