JOMBANG – Penyakit kuku dan mulut (PMK) di Jombang kembali ditemukan yakni di kecamatan Plandaan dan kecamatan Kabuh . Kadis peternakan menjelaskan untuk sapi yang terpapar PMK adalah sapi pendatang alias sapi yang baru dibeli dari luar Jombang, Senin (06/02/2023).
Dikonfirmasi via selulernya terkait ditemukan kembali penyakit mulut dan kuku ( PMK) ,Kepala Dinas Peternakan Agus Susiolo Sugito mengatakan, penyakit PMK yang kembali ditemukan itu mayoritas sapi yang belum dilaksanakan vaksin.
"Jadi itu bukan sapi lama milik warga yang telah divaksin, melainkan sapi yang baru dibeli peternak dari luar Jombang,’’ terangnya.
Agus menjelaskan, sampai kemarin ada 37 ekor sapi yang masih sakit akibat terpapar penyakit mulut dan kuku. Kini dinas peternakan sudah melakukan langkah langkah penanganan termasuk pemberian vaksin serta obat obatan.
”Langkah - langkah pengobatan dan pencegahan serta sosialisasi edukasi terhadap peternak sudah kami lakukan,’’ tambahnya.
Agus menjelaskan, mayoritas sapi tersebut tersebar di wilayah utara Brantas dengan sebaran paling banyak di Kabuh dan Plandaan. Dari hasil tracing, sapi itu kebanyakan di beli dari Bojonergoro dan Nganjuk.
”Karena daerah itu banyak sapi yang tertular,’’ jelasnya .kendati demikian, Agus mengimbau kepada masyarakat khususnya peternak tak perlu panik. Karena, PMK yang sekarang ini tidak seganas PMK dulu. ”Yang baru ini tidak seganas yang dulu, setelah diobati teman teman sudah bisa sembuh,’’ jelasnya.
Dinas peternakan saat ini, terus melakukan vaksinasi sembari melakukan penandaan pada sapi alias ear tag. Penandaan tersebut dilakukan agar sapi sapi yang sudah divaksin bisa terdata.
”Jadi ketika dijual diketahui bahwa sapi tersebut sudah divaksin dan tau kepemilikan atas sapi tersebut," tandasnya.
Agus merincikan untuk tahun lalu di bulan Mei 2022 hingga awal Februari ini total ada 7.935 kasus PMK di Jombang. Dari Jumlah 7.410 sapi dinyatakan sembuh, 229 ekor mati dan 259 ekor potong paksa dan untuk hari ini masih ada 37 sapi yang sakit,’’ pungkasnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
| Pewarta | : Gono Dwi Santoso |
| Editor | : Lukman Hadi |
Komentar & Reaksi