SURABAYA - Universitas Wijaya Putra (UWP) Surabaya berkomitmen melakukan pengabdian secara berkelanjutan ke masyarakat.
Pengabdian Universitas Wijaya Putra ini bertujuan menyelesaikan permasalahan dan melengkapi kebutuhan masyarakat dan UMKM.
Kegiatan pengabdian kali ini diberi judul "PKM Peningkatan Kapasitas Produksi dan Branding Produk Olahan Salak Berbasis Sumber Daya Lokal di Desa Kedungrejo Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang".
Program pengabdian ini berskema Program Kemitraan Masyarakat (PKM) yang didanai oleh Direktorat Riset, Teknologi dan Pengabdian kepada Masyarakat - Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tahun anggaran 2022.
"PKM ini dirancang guna memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh mitra (UD. Halwa Indoraya – Jombang) yang memiliki aneka produk olahan salak dengan merek Kunara," kata Ketua Tim Pelaksana PKM, Nugroho Mardi Wibowo, Sabtu (1/10/2022).
Kata Nugroho, aneka produk olahan buah salak yang diproduksi mitra antara lain jenang salak, kopi salak, teh salak, sirup buah salak, keripik buah salak dan lain-lain.
Mitra dalam pengabdian ini adalah UD Halwa Indoraya beralamat di Jalan Semangka No. 15 RT 02, RW 04 Desa Kedungrejo, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang.
Ia menyebutkan, permasalahan utama yang dihadapi mitra adalah proses penghilangan duri dan pengupasan kulit salak dilakukan secara manual.
Ia melanjutkan, selama ini proses penghilangan duri dan pengupasan kulit salak dengan berat satu kwintal salak memerlukan tenaga kerja 4 orang dan lama waktu 1,5 hari. Kondisi ini, imbuh Nugroho, menunjukkan adanya inefisiensi waktu dan pemakaian tenaga kerja.
"Hal ini menyebabkan biaya produksi menjadi tidak efisien dan mitra mengalami kesulitan untuk meningkatkan kapasitas produksinya," bebernya.
Atas dasar permasalahan tersebut, maka Tim Pelaksana PKM merancang dan membuat mesin pengupas kulit salak dengan dimensi panjang meja penyangga mesin 1,5 m, lebar 1 m, tinggi 60 cm, diameter tabung 60 cm dan tinggi tabung 80 cm serta digerakkan dengan motor listrik 0,5 pk.
"Mesin pengupas kulit salak yang sudah selesai diserahkan kepada mitra dan akan ditindaklanjuti dengan kegiatan pelatihan dan pendampingan pengoperasian serta pemeliharaan mesin," tandasnya.
Sementara pemilik UD Halwa Indoraya, Kuswartono menyatakan, mesin pengupas kulit salak ini sangat efektif dan efisien untuk menghilangkan duri dan mengupas kulit salak dengan berat salak 1 kwintal dalam waktu hanya 1 jam, serta dioperatori oleh 1 orang karyawan.
"Keberadaan mesin ini berimplikasi pada peningkatan kapasitas produksi. Kapasitas produksi yang sebelumnya hanya 2,5 ton/bulan, sekarang menjadi 12 ton/bulan," sebutnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Lukman Hadi |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi