SUARA INDONESIA, JAKARTA - Ketua umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) H.Teguh Sumarno menanggapi santai, informasi bahwa dirinya sudah dikembalikan menjadi anggota biasa oleh ketua PB PGRI sebelumnya.
Informasi itu, sebagaimana dimuat dalam salah satu website PGRI Flores Timur.
Teguh sama sekali tidak menunjukkan sikap kecewa atau marah, saat menanggapi hasil rapat yang diadakan di salah satu hotel di Sidoarjo Jawa Timur.
"Untuk apa marah, apapun yang dilakukan mereka sama sekali tidak berpengaruh kepada kepengurusan PB PGRI yang baru," katanya sambil melempar senyum, Minggu (20/11/2023) di Jakarta.
Rektor salah satu perguruan tinggi ternama di Jawa Timur ini justru mengaku heran, dengan digelarnya rapat tersebut.
"Andaikan itu memang rapat resmi atasnama PGRI. PGRI Jatim punya gedung dan itu aset resmi PGRI. Kenapa harus rapat di luar," katanya.
Terkait polemik penolakan dari beberapa anggota PGRI di beberapa wilayah atas kepemimpinannya, dirinya justru menganggap itu hal yang biasa.
"Organisasi tidak lepas dari dinamika, itu hak mereka. Tetapi apapun yang mereka katakan, secara konstitusional pengurus yang resmi secara legal formal adalah kepengurusan yang baru," ujarnya.
Terkait penggembokan pintu akses masuk gedung PB PGRI, dirinya akan menyerahkan kepada pihak kepolisian.
"Negara ini adalah negara hukum. Kami adalah orang terdidik. Kami tidak akan melakukan tindakan anarkis. Nanti akan terbukti sendiri siapa yang benar dan salah," lugasnya.
Pria asal Banyuwangi ini berharap, anggota PGRI seluruh Indonesia bisa cerdas bisa melihat.
"Semua perkumpulan atau organisasi wajib berbadan hukum. Sekarang, yang memiliki SK Kemenkumham itu siapa. Kemudian yang legal dan ilegal yang mana," sindirnya.
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Aditya |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi