SUARA INDONESIA, JAKARTA – Anggota Komisi X DPR Fraksi Gerindra Ir.H.Nuroji menyayangkan penggembokan gedung Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia yang dilakukan oleh oknum.
Kata dia, apapun alasan penguncian pintu PB PGRI yang mengakibatkan tidak berfungsinya sarana perjuangan, menurut Nuroji hal itu tidak dibenarkan.
“Itulah yang membikin gaduh. Mestinya masing-masih pihak itu mengartikan demokrasi bukan seperti ini,” katanya, saat dikonfirmasi Suara Indonesia di Gedung Senayan Jakarta, Rabu (22/11/2023) siang.
Sebagai organisasi yang sudah besar, menurutnya, pihak PGRI harusnya diselesaikan dan bermusyawarah melalui forum.
“Kalau ada persoalan terkait kepemimpinan misalkan, harusnya diselesaikan melaluai forum dan kongres lalu diminta pertanggungjawabkan,” ujarnya.
Lebih jauh dirinya kembali menyinggung, siapapun yang menjadi pimpinan selama digunakan untuk perjuangan sarana tidak boleh menjadi sasaran.
“Siapapun yang menjadi pimpinan, jangan sarananya yang dikorbankan. Saya tetap tidak membenarkan cara-cara seperti itu. Masalah itu harus diselesaikan dengan cara musyawarah,” tegasnya.
Di tempat terpisah juru bicara PB PGRI H.Teguh Sumarno Ilham Wahyudi membenarkan, kalau pihaknya tidak bisa masuk dan menempati gedung itu.
Padahal, menurut Ilham, gedung dan sarana yang digunakan adalah hasil dari iuran anggota dan saat ini masih banyak pekerjaan pendidikan yang harus diperjuangkan.
“Kami sangat menyayangkan. Gedung itu adalah milik bersama semua anggota PGRI se-Indonesia. Termasuk kami anggota resmi juga punya hak memakai fasilitas itu,” katanya.
Pria kelahiran Pulau Sepudi Madura ini memastikan, perjuangan PB PGRI kubu Teguh Sumarno tidak akan pernah surut meskipun tidak diberikan fasiltas gedung.
“Sekalipun kantor yang harusnya kami tempati digembok, kami tetap akan berjuang memperjuangkan nasih dua juta lebih honorer se-Indonesia,” tutupnya. (*)
» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA
Pewarta | : Heri Suroyo |
Editor | : Imam Hairon |
Komentar & Reaksi