SUARA INDONESIA

Dinas PU Tuban Tepis Ambrolnya Jembatan Glendeng Bukan Akibat Proyek Plengsengan

M. Efendi - 03 November 2020 | 17:11 - Dibaca 1.89k kali
Peristiwa Daerah Dinas PU Tuban Tepis Ambrolnya Jembatan Glendeng Bukan Akibat Proyek Plengsengan
Kadis PUPR Tuban saat meninjau dilokasi ambrolnya jembatan Glendeng

TUBAN - Akibat diterjang hujan deras beberapa hari belakangan ini mengakibatkan bagian utara bangunan Jembatan Glendeng yang berada di Desa Simo, Kecamatan Simo, Kabupaten Tuban, Jawa Timur ambrol. 

Ambrolnya jembatan penghubung antara Kabupaten Tuban dan Kabupaten Bojonegoro itu diketahui warga terjadi pada malam hari saat hujan dengan intensitas tinggi sehingga aliran air tidak mampu dibendung dan mengalir dibahu jalan, akibatnya menimbulkan longsor di sayap jembatan. 

Imam, warga setempat mengatakan bahwa, ambrolnya sayap jembatan itu terjadi pada (02/11), pukul 22.00 Wib, saat ada hujan deras yang mengguyur di wilayah Tuban selatan. Sehingga air yang menumpuk disisi jembatan tidak dapat mengalir dan mengakibatkan ambrolnya sayap jembatan. 

"Sejak tadi malam hujan deras, dan air dari utara mengalir ke selatan. Sedangkan dilokasi jembatan itu tidak bisa turun, makanya ambrol," ujar Imam kepada suaraindonesia.co.id, dilokasi, Selasa, (02/11/2020). 

Adanya proyek rehabilitasi jembatan Glendeng yang mengeruk tanah dibagian bawah pinggiran sungai Bengawan Solo yang akan digunakan sebagai plengsengan untuk penyangga jembatan juga memperparah kerusakan bangunan tersebut.

"Semoga segera ada perbaikan. Karena ini sangat bahaya bagi pengguna jalan, apalagi saat ini musim hujan dan proyek juga belum selesai," terangnya.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Tuban, Agung Supriyadi mengatakan, setelah dilakukan peninjauan dilapangan, terlihat ada penyangga atau pondasi jembatan yang longsor. Sebab dibagian atas pancang terjadi kemiringan, meski dari permukaan terlihat masih kuat. 

"Nanti kami akan melakukan koordinasi untuk keamanan bersama, kita juga menunggu klasifikasi dengan pihak Provinsi terkait kondisi bangunan jembatan ini," ucap Agung. 

Kedis PUPR menepis longsornya sayap jembatan ini tidak diakibatkan oleh galian untuk pembangunan plengsengan leter U yang berada tepat dibawah tiang pancang disisi utara yang akan digunakan sebagai selimut penyangga jembatan. Melainkan akibat tergerus air, baik dari curah hujan yang tinggi hingga aliran sungai Bengawan Solo.

Selain akibat digerus air, longsornya jembatan ini juga disebabkan oleh usia bangunan yang sudah cukup tua, yakni dibangun sejak 1990 dan diaktifkan pada 1992. Hingga saat ini jembatan Glendeng baru akan dilakukan rehabilitasi. 

"Kemungkinan longsornya jembatan ini disebabkan curah hujan yang tinggi dan sungai Bengawan Solo yang naik. Karena bangunan ini juga usianya sudah hampir 30 tahun dan baru kami anggarkan di APBD untuk perbaikan tahun ini. Tapi sekarang malah ambrol," terangnya.

Ia menambahkan, akibat peristiwa longsornya jembatan penghubung antar Kabupaten ini akan dikomunikasikan dengan tim dari Provinsi, Polres Tuban dan Polres Bojonegoro, serta dinas terkait untuk memastikan apakah akan ditutup total atau tidak.

"Kami akan koordinasikan dengan pihak-pihak terkait, apakah akan dilakukan penutupan atau tidak. Tapi yang jelas untuk truk dan kendaraan bermuatan berat lainnya sementara dialihkan ke jalur Ponco," pungkasnya. (jun/im) 

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : M. Efendi
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya

Featured SIN TV