SUARA INDONESIA

Keluhkan Jam Operasional Selama PPKM, Begini Jawaban Forkopimda Kota Mojokerto

Mohamad Alawi - 19 January 2021 | 19:01 - Dibaca 1.53k kali
Peristiwa Daerah Keluhkan Jam Operasional Selama PPKM, Begini Jawaban Forkopimda Kota Mojokerto
Wali Kota Mojokerto, Ning Ita menjawab pertanyaan pedagang benpas

KOTA MOJOKERTO - Perwakilan pedagang Benteng Pancasila, Fredi Yulianto(71) menyampaikan keluh kesahnya terkait jam operasional kepada Forkopimda Kota Mojokerto dalam acara Candimas (Cangkrukan Diskusi Kamtibmas),Selasa (19/1/2021) pukul 16.00 WIB di Rumah Rakyat, jalan Hayam Wuruk Nomor 50.

"Saya mewakili perkumpulan pedagang Benpas (Benteng Pancasila). Saya Senang Bu Wali, kalau Pemerintah itu tahu Covid-19 itu keluarnya pukul 20.00 WIB ke atas sehingga kami harus tutup di atas jam itu. Setiap harinya operasi masker di pojokkan Benpas, sudah pasarnya sepi Bu, pedagangnya dodol omongan, gak sido dodol barang," terang Pak Fredi.


Pak Fredi mengatakan, oleh karena itu bagaimana kalau jam operasionalnya diubah dari jam 08.00 hingga 23.00 WIB.

"Kalau pasar bisa molor ke jam 20.00, kenapa Pasar Benpas tidak bisa?," tanya Pak Fredi.

Lebih lanjut, Pak Fredi mengatakan bahwa operasi yang dilakukan oleh Satgas Covid-19 Kota Mojokerto kurang masksimal. Ini dapat dilihat ketika petugas datang, pedagang mematikan tokonya, setelah petugas pergi tokonya dibuka lagi. Saya melihat ini pun akhirnya, ikut membukanya kembali. Ini dapat menimbulkan kecemburuan sosial bagi pedagang lainnya.

Pak Fredi berharap agar petugas Covid-19 ini benar-benar menjalankan tugasnya secara maksimal sesuai dengan surat edaran atau perwali yang ada.

Menanggapi hal ini, Wali Kota Mojokerto yang akrab disapa Ning Ita mengatakan Covid-19 itu nggak ada jamnya Pak, ya kalau Satpol PP ada jamnya, kapan waktunya harus keliling pasar Benpas, kapan waktunya di Pasar Tanjung, kapan waktunya di jalan Mojopahit. Kalau selama Covid -19 ini, ya kita harus taat.

"Masalah penertiban kita upayakan semaksimal mungkin Pak Fredi dan Bapak Ibu sekalian, jumlah tenaga kita juga terbatas. Sedangkan yang dihadapi itu masyarakat ribuan, kucing-kucingan antara petugas dan masyarakat ini memang jadi salah satu faktor. Kita ingin masyarkat itu sadar, mohon agar kesadaran bukan karena takut kepada petugas," terang Ning Ita.

Ning Ita mengatakan, ada yang menarik dialami Pak Kapolresta. Giliran ada petugas ditutup separuh pintu tokonya, sewaktu petugas kembali lagi ditawarin mau bungkus berapa.

"Nah ini kesadaran masyarakatnya yang kurang, kami mohon kesadarannya, mohon bantu kami. Tenanga kami terbatas, dari Polri, TNI dan Satpol  PP tidak sebanyak jumlah pedagang di Kota Mojokerto yang ribuan ini. Jadi kami mengetuk hati panjenengan semua, ayolah sadar ini untuk kepentingan kita semua," pinta Ning Ita.

Sementara itu, Kapolresta Mojokerto AKBP Deddy Supriadi mengatakan petugas kami sekali gerak itu 25 orang, polres, kodim, satpol pp untuk mengcover secara keseluruhan itu tidak mungkin.

"Kami berharap semua elemen masyarakat mendukung hal ini, saling mengigatkan dan yang terpenting kesadarannya akan bahaya Covid-19 ini. Tolonglah bantu kam," pungkas AKBP Deddy Supriadi.

» Klik berita lainnya di Google News SUARA INDONESIA

Pewarta : Mohamad Alawi
Editor :

Share:

Komentar & Reaksi

Berita Terbaru Lainnya